Beranda Intensitas Hujan Tinggi Picu Banjir di Tiga Kampung Cisurupan, Garut
ADVERTISEMENT

Intensitas Hujan Tinggi Picu Banjir di Tiga Kampung Cisurupan, Garut

5 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Intensitas Hujan Tinggi Picu Banjir di Tiga Kampung Cisurupan, Garut (Ilustrasi: Freepik)

Garut, Infogarut — Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, menyebabkan banjir di tiga kampung, Kamis (20 November 2025) siang. Menurut laporan warga dan aparat setempat, debit air yang meningkat pesat tidak tertampung oleh sistem drainase, sehingga terjadi luapan ke pemukiman.

Baca Juga: Banjir Bandang dan Longsor Melanda Garut, Puluhan Rumah dan Sekolah Terdampak

Titik Banjir dan Dampaknya

Potret Banjir di Cisurupan (Gbr. Kiriman Warginet).jpgPerbesar +

Banjir melanda tiga lokasi di Cisurupan, yakni Kampung Cibojong dan Kampung Pasar Kaler, keduanya berada di Desa Balewangi, serta Kampung Barukai di Desa Cisurupan.

Menurut Kapolsek Cisurupan, AKP Masrokan, luapan air tersebut cukup deras dan membuat warga panik. Meskipun banjir menerjang pemukiman, belum ada laporan korban jiwa, dan kerugian materiil masih dalam pendataan oleh petugas gabungan dari Polsek Cisurupan, Koramil, Tagana, serta perangkat desa.

Penyebab Banjir

Beberapa faktor penyebab banjir di wilayah tersebut diidentifikasi sebagai berikut:

1. Curah Hujan Tinggi dan Berkepanjangan

Hujan dengan intensitas besar mulai sejak siang hari, yang membuat aliran sungai dan sistem drainase kewalahan menampung volume air.

2. Drainase Tersumbat

Kapolsek Masrokan menjelaskan bahwa saluran air di beberapa titik masih kecil dan sebagian tersumbat sampah, yang menghambat aliran air normal.

3. Kurangnya Kesadaran Lingkungan

Dari hasil pemeriksaan lapangan, petugas menilai pentingnya menggalakkan gotong-royong dan pemeliharaan kebersihan saluran air agar genangan seperti ini bisa diminimalkan di masa depan.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Banyuresmi Garut, Ratusan Rumah Terendam Lumpur dan Satu Sekolah Terdampak

Tindakan Cepat Penanganan

Setelah menerima laporan banjir, petugas gabungan dari Kepolisian, Koramil, Tagana, dan warga langsung bergerak ke lokasi. Mereka bekerja sama membuka saluran air yang tersumbat dan membantu masyarakat membersihkan permukiman.

Menurut Kapolsek Cisurupan, sebagian besar genangan sudah mulai surut menjelang sore berkat upaya terbuka saluran air. Petugas tetap siaga karena potensi hujan susulan masih ada.

Imbauan dari Aparat

Kapolsek dan petugas menekankan pentingnya kewaspadaan warga, terutama saat hujan deras:

  • Warga diimbau menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran air.

  • Diharapkan terus memperkuat budaya gotong-royong untuk pencegahan banjir.

  • Perangkat desa dan BPBD setempat diminta terus memantau kondisi drainase dan aliran air untuk mengantisipasi kejadian serupa.

Konteks Lebih Luas: Siaga Banjir di Garut

Peristiwa banjir di Cisurupan ini bukan kejadian tunggal dalam beberapa waktu terakhir. Garut pernah mengalami luapan Sungai Cimanuk yang menyebabkan ratusan rumah terendam di Kampung Cimacan dan Bojong Sudika, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul. 

Selain itu, karena curah hujan ekstrem di beberapa titik, pada tahun 2025 Pemkab Garut menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor.

Namun, status tersebut telah dicabut pada 27 Juli 2025 setelah penanganan awal selesai. Saat ini, Garut berada dalam status siaga darurat hidrometeorologi, mengingat cuaca masih tidak menentu.

Baca Juga: Garut Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir dan Longsor Selama Sepekan

Analisis: Apa yang Perlu Dilakukan Ke Depan

Berdasarkan pola berulang banjir di Garut, beberapa langkah penting perlu menjadi perhatian bersama:

1. Normalisasi dan Perbaikan Drainase

Petugas perlu mengevaluasi ukuran dan kapasitas saluran air di kampung rawan banjir agar mampu menangani aliran puncak saat hujan tinggi.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Edukasi warga tentang pentingnya menjaga kebersihan saluran air (tidak membuang sampah sembarangan) sangat krusial untuk mencegah penyumbatan.

3. Pemantauan Cuaca dan Kesiapsiagaan

BPBD Garut dan instansi terkait harus terus memonitor prakiraan cuaca, serta mengaktifkan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan masyarakat saat musim hujan ekstrem.

4. Kolaborasi Lintas Lembaga

Kerja sama antara pemerintah desa, kecamatan, BPBD, dan aparat keamanan (Polri/TNI) sangat penting dalam mitigasi bencana dan respons cepat saat banjir.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.