Jejak Oejeng Suwargana: Sastrawan Sunda dengan Nama Pena Tionghoa
Kehidupan Oejeng Suwargana yang memiliki daya tarik tersendiri mulai dari dunia militer, hingga bergerak menjadi seorang penulis dan penerbit ternama pada masanya.
Oejeng Suwargana, seorang tokoh penting dalam sastra dan penerbitan Jawa Barat yang tak sekadar dikenal sebagai penulis buku pelajaran, melainkan juga pengguna nama Tionghoa sebagai nama penanya.
Hal itu menjadi sebuah langkah cerdas untuk menyiasati dinamika budaya dan politik pada zamannya dengan cara uniknya yang dia ciptakan.
Baca Juga: Hardiknas 2 Mei: Selain Ki Hajar Dewantara, Ini Tokoh Besar Pendidikan Indonesia yang Terlupakan
Latar Belakang Keluarga & Pendidikan
Lahir dari keluarga terpandang di Pangandaran, Oejeng adalah adik dari Daeng Soetigna. Ayahnya, Mas Kanduruan, membuka sekolah dasar di wilayah terpencil sekitar Pangandaran, karena saat itu akses pendidikan sangat terbatas.
Karena keterbatasan tersebut, Oejeng dan saudara-saudaranya melanjutkan pendidikan di Bandung. Ia berhasil lulus dari Hollandsch Inlandsch Kweekschool (HIK) Bandung pada tahun 1938, menunjukkan kecerdasan dan ketekunannya.
Karier Militer: Dari KNIL ke TNI
Awalnya dia bergabung dengan KNIL sebagai calon perwira milisi pribumi pada masa sebelum pendudukan Jepang.
Meskipun belum sempat bertempur melawan Jepang, setelah kemerdekaan, Oejeng kembali berdinas di TNI, menjabat sebagai Kepala Logistik Divisi Siliwangi, dan mencapai pangkat mayor.
Persahabatan dengan A.H. Nasution & Tuduhan Agen CIA
Kemitraan dan persahabatan Oejeng dengan Jenderal Abdul Haris Nasution dimulai sejak masa HIK dan KNIL. Nasution kerap menyebut Oejeng sebagai “saudara kandung”.
Pada masa akhir 1960-an, Oejeng masuk catatan arsip Kedutaan AS sebagai salah satu figur yang direncanakan hadir dalam pertemuan Meja Bundar Elliot Haynes (5 Desember 1967).
Ia bahkan dituding sebagai agen CIA karena aktivitasnya di bidang pendidikan dan penerbitan.
Baca Juga: Raden Haji Moehamad Moesa Tokoh Pengembang Pendidikan di Garut pada Abad 19
Kiprah di Dunia Penerbitan & Sastra
Setelah mengundurkan diri dari militer, Oejeng bekerja di percetakan A.C. Nix di Bandung, menulis banyak buku pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah Indonesia pada tahun 1950-an.
Menariknya, dalam karya-karyanya ia tak hanya menggunakan nama asli Oejeng Suwargana, tapi juga memakai nama pena Oey Eng Soe, memberi kesan sebagai penulis Tionghoa.
Salah satu karya terkenalnya adalah buku “Badingkut” (1966), yang bahkan dibeli pemerintah untuk keperluan sekolah.
Karier terbitannya melonjak ketika ia mengambil alih A.C. Nix pasca-nasionalisasi, lalu mengubahnya menjadi CV Ganaco dan membawanya berkembang pesat yang termuat cabang di Jakarta hingga Amsterdam.
Selain itu, ia mendirikan penerbit lain seperti Masa Baru, bahkan Sanggabuana, serta aktif sebagai tokoh dalam Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).
Sikap Politik & Peran dalam Kultural
Oejeng dikenal aktif anti-komunis. Saat rezim menanggapi ulang terminologi sejarah seperti “Pemberontakan Madiun” menjadi “Peristiwa Madiun”.
Ia tak gentar mempertahankan istilah “pemberontakan” dalam buku pelajarannya, sehingga karyanya sempat dibatasi pada dekade 1960-an.
Pada saat pergerakan mahasiswa KAMI menuntut penggulingan kekuasaan Soekarno, Oejeng juga disebut mendukung gerakan tersebut melalui penerbitannya.
Kiprah Oejeng Suwargana menonjol di persimpangan dunia militer, pendidikan, penerbitan, dan politik sastra.
Pilihan untuk menggunakan nama pena Oey Eng Soe menunjukkan kecerdikannya dalam menjembatani dan memanfaatkan nilai simbolik Tionghoa dalam jejak karyanya.
Lewat Ganaco, Masa Baru, dan Sanggabuana, ia tidak hanya membentuk opini nasional, tetapi juga mengukir jejak budaya Sunda ke dalam tradisi sastra dan pendidikan Indonesia modern.
Dengan demikian, Oejeng Suwargana bukan sekadar sastrawan dan penerbit, tetapi juga figur sosial-politik yang memanfaatkan nama pena Tionghoa sebagai strategi adaptasi budaya, inspirasional dan taktis di tengah keragaman Indonesia.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.