Kadisdik Garut Bantah Ada Perundungan Siswa SMP di Cikajang: Bermula Saling Ejek


Dinas Pendidikan Kabupaten Garut membantah adanya perundungan siswa SMP di Cikajang yang menyebabkan korban mengalami pingsan. Kejadian itu disebut berawal dari saling ejek antara korban dan pelaku.

Kepala Disdik Garut Ade Manadin menyampaikan, pihaknya sudah meminta keterangan tujuh orang mulai dari kepala sekolah, wali kepala sekolah bidang kesiswaan, wali kelas, guru BP, ketua kelas, sampai dua siswa yang ada di lokasi kejadian.

“Berdasarkan keterangan para saksi, tidak terjadi bentuk-bentuk perundungan, atau kekerasan sebagaimana pemberitaan di media, perkelahian terjadi karena kenakalan para pihak hingga tidak bisa mengendalikan emosi,” ujar Ade dikutip dari Kompas.com, Jumat (19/8/2022).

Ia menjelaskan, dari keterangan tujuh orang itu menyebutkan bahwa kejadian bermula saat korban mengolok-olok masalah pribadi salah satu pelaku.

Dari kejadian itu, pelaku terpancing emosi hingga saling kontak fisik di antara mereka. Namun, perselisihan itu dapat dilerai oleh ketua kelas mereka.

Setelah keduanya kembali ke tempat duduk, M malah naik ke atas meja dan menendang kepala VS dari belakang. Tak terima dengan perbuatan korban, VS membalas dengan memukul wajah korban.

Salah seorang pelaku lainnya yang berinisial LP kemudian mendekap M dengan motif yang berbeda. Pelaku LP takut dilaporkan oleh M atas kenakalan yang dilakukannya.

Setelah perkelahian itu berhasil dilerai oleh para siswa lainnya, M tiba-tiba pingsan dan langsung dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Selanjutnya, korban dirujuk ke Puskesmas Cikajang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Pihak sekolah yang mengetahui hal itu langsung menghubungi orang tua korban. Sementara guru di sekolah itu telah memanggil kedua pelaku dan meminta mereka tak mengulangi perbuatannya. Kedua orang tua pelaku juga telah diberi tahu terkait masalah itu.

"Saya sudah berkunjung ke rumah korban. Korban sampai sekarang memang belum masuk sekolah. Memang disuruh istirahat dulu. Namun kami akan fasilitasi korban apabila mau pindah sekolah," kata Ade.

Ade mengatakan, masalah itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan oleh kedua belah pihak. Kedua belah pihak juga sudah saling memaafkan.

Ia tidak ingin menyalahkan salah satu pihak atas terjadinya tindak kekerasan itu. Menurutnya, korban memang harus diselamatkan, tapi bukan berarti sekolah harus menjadi sasaran atas kejadian itu.

Ade pun meminta para guru untuk terus meningkatkan pengawasan kepada para siswa supaya menghindari kejadian serupa terulang kembali di kemudian hari.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka