Karangparanje, Cerita Kerajaan Pantai Selatan


Di daerah selatan, ada satu kerajaan kecil yang bernama Kerajaan Pantai Selatan. Raja yang terkenal di daerah tersebut bernama Adijaya Kusumah. Raja tersebut memiliki anak, satu wanita yang sangat cantik bernama Putri Malati. Kecantikannya tersebut terkenal kemana-mana. Kasarnya, semua orang tahu kecantikan yang dimiliki oleh Putri Malati hingga kerajaan-kerajaan lain sudah mengetahui kecantikan yang dimilikinya.

Tak heran jika banyak putra mahkota kerajaan yang ingin melamar putri yang cantiknya tiada tara. Tapi putri menolak semua lamaran yang datang kepadanya. Raja heran, mengapa semua yang melaman ia tolak? Karena melihat umurnya yang sudah matang tapi tak kunjung menikah. Bukan berarti tidak ada yang mau, tapi memang pribadi Putri yang tidak mau. Hingga raja bingung harus mencari cara apalagi agar Putri mau menikah.

Raja berdiskusi bersama istri dan pamannya di Balebandung. Tak berlangsung lama, raja membuka percakapan

“Nyi  mas dan paman, saya merasa heran dan khawatir jika mengingat Putri Malati,” ungkap Raja

“Memangnya khawatir kenapa kang mas?” tanya istinya

“Betul, memangnya apa yang Raja khawatirkan?” tambah paman patih

“Begini, banyak yang mau sama Putri, mulai dari bangsawan, anak raja, atau yang gagah perkaasa, tapi tidak ada yang dipilih sama Putri, coba bantu untuk bicara dengan Putri!” tegas Raja

Mendengar keluhan dari sang raja, Paman Patih memberikan usulan

“Maaf Kanjeng Raja, bagaimana kalau kita adakan sayembara?,” ujar patih memberikan saran

“Apa? Sayembara? Saya tidak setuju adanya sayembara, bagiamana jika yang menang sayembara adalah orang yang tidak setara dengan kita?” balas istri raja

“Sayembara? Sepertinya ide yang bagus, siapa tahu dengan adanya sayembara anak kita bisa nerima calon suaminya.” tegas raja

Meskipun istri raja tidak setuju dengan adanya sayembara, namun tetap keputusan ada di tangan raja. Raja perintahkan istrinya untuk mencari putri dan menyuruh menghadap raja. Sesampainya dihadapan raja, putri diberikan tawaran

“Putri, kamu sudah dewasa, sudah cukup umur untuk menikah, apa Putri akan terima jika ada yang menang sayembara?” tanya raja pada anaknya.

“Nerima pak, Putri akan terima apapun keadaan orang tersebut yang memenangkan sayembara,” jawab Putri yang tak berani menatap wajah ayahnya karena segan

Setelah mendengar jawaban dari Putri, raja langsung memberikan perintah pada paman patih untuk mengumumkan sayembara ke masyarakat luas bahwa Kerajaann Pantai Selatan sedang mengadakan sayembara untuk menjadi suami Putri. Tidak tanggung, paman patih membuat pengumuman di alun-alun dan setiap kerajaan baik itu kerajaan yang dekat hingga kerajaan yang jauh.

Singkat cerita, sudah sampai pada waktu yang ditunggu-tunggu. Para kontestan sudah berkumpul di alun-alun kerajaan. Mereka sudah tak sabar untuk menjadi suami Putri yang cantik dari Kerajaan Pantai Selatan.

Setelah semuanya siap, sayembara dimulai dengan disaksikan langsung oleh Raja Adijaya, Istri Raja, Patih, dan seluruh petinggi kerajaan dari berbagai daerah. Pelaksanaan sayembara sangat ramai, masing-masing kontestan memiliki ilmu yang sama.

Usut punya usut, yang memenangkan kontestan adalah seorang lelaki yang memiliki tubuh pendek, badanya penuh dengan luka, dan kehilangan satu tangannya. Jika dilihat dari fisiknya, lelaki tersebut tak pantas untuk menikah dengan Putri yang amat sangat cantik.

Memang betul, Putri enggan untuk menikah dengan lelaki tersebut. Raja pun mengambil keputusan meminta waktu untuk memikirkan bagaimana solusi yang terbaik bagi anaknya. Raja meminta kepada lelaki tersebut untuk merayu Putri agar ingin menikah dengan dirinya.

Saat yang lain tidur, Putri secara perlahan keluar untuk kabur dengan langkah perlahan. Putri ingin kabur karena ia tak mau dinikahkan dengan lelaki yang memenangkan sayembara tersebut. Tak ada yang melihat Putri keluar pada malam itu, akhirnya putri bisa kabur dan ia kabur ke tengah hutan.

Keesokan harinya, Putri dikabarkan menghilang. Istri raja sangat khawatir dan menangis saat mengetahui anaknya hilang. Raja Adijaya memanggil patih kerajan dan menceriakan kehilangannya.

“Patih! Perintah  semua pasukan untuk mencari Putri Malati. Buat pengumuman ke masyarakat, barang siapa yang menemukan Putri Malati akan mendapatkan hadiah dari Raja! Perintah raja kepada paman patih.

Diceritakan, di Tepi Pantai Selatan terdapat seorang lelaki yang sedang mancing namun tak kunjung mendapatan 1 ekor ikan pun. Bahkan dari pagi ke pagi pun tak kunjung mendapatkan ikan. Sampai terdengar suara ayam yang berkokok dari kejauhan, ia heran, karena ia baru  pertama kali mendengar suara ayam berkokok di pantai.

Suara ayam yang terus terdengar membuatnya beranjak untuk mencari asal suara ayam tersebut. Setelah mencari, tibalah pada satu karang yang dipercaya sumber suara dari ayam tersebut, ia berkata

“Ternyata di karang sumber suaranya! Mau saya potong?” ujarnya sendiri saat mendekati sumber suara.

Timba di atas karang, ia kaget, karena di atas karang ada Putri sedang menunggu ayam. Dilihat-lihat, itu adalah Putri yang raja yang sedang dicari. Kebetulan sedang duduk menatap ayam yang berada di kandangnya, sontak ia mengingat pengumuman dari raja.

Singkat cerita, lelaki tersebut bergegas kembali secara perlahan agar tidak ketahuan oleh Putri Malati. Sesampainya di bawah, ia berlari menuju kerajaan dan langsung menghadap raja.

“Ada apa paman?” tanya raja

“Maaf raja, saya menemukan Putri Malati di Tepi Pantai Selatang di atas karang,” jelas lelaki itu

“Benarkah? Mari kita kesana!” seru raja

Raja beserta pengawalnya segera menuju ke tempat yang lelaki itu sebutkan. Sesampainya di sana, Putri Malati masih terdiam sembari menatap ayam yang ada di hadapannya. Dibujuklah oleh sang raja dan raja mengajak Putri untuk kembali ke kerajaan. Ayam dan kandangnya pun dibawa oleh pengawalnya untuk dipelihara di kerajaan.

Singkat cerita, Putri Malati menikan dengan lelaki yang memenangkan sayembara pada kala itu. Seseorang yang menemukan Putri Malati diberikan hadiah berupa emas satu peti. Lelaki tersebut mendadak menjadi seorang yang kaya raya. Hingga sampai saat ini, karang yang ditempati oleh Putri Malati sambil menatap ayam diberi nama Karangparanje.

 

 

Sumber Cerita : Buku Dongeng-dongeng ti Pakidulan Garut, Disparbud Garut


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka