Beranda Keracunan Makanan Bisa Timbulkan Efek Jangka Panjang yang Berbahaya
ADVERTISEMENT

Keracunan Makanan Bisa Timbulkan Efek Jangka Panjang yang Berbahaya

1 hari yang lalu - waktu baca 2 menit
Keracunan Makanan Bisa Timbulkan Efek Jangka Panjang yang Berbahaya (Source:freepik)

Keracunan makanan yang bisa sembuh tanpa adanya bekas yang terlihat, ternyata menyimpan efek jangka panjang yang berbahaya loh, yuk simak penjelasannya. 

Sebagian besar kasus keracunan makan menyebabkan muntah-muntah, namun dampaknya bisa serius jika dibiarkan begitu saja. Keracunan diakibatkan karena konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi berasal dari bakteri, paraist, virus, atau bahan kimia lainnya. 

Efek yang biasanya timbul pada seseorang yang terkena keracunan makanan/minuman biasanya menimbulkan pusing, muntah, mual, sampai diare. Dikutip dari kompas.com, infeksi keracunan makanan menjadi peringatan serius apalagi kejadiannya berulang karena akan berdampak panjang. 

Baca juga: Perbedaan Alergi dan Keracunan di Tengah Maraknya Kasus MBG

Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Ari Fahrial Syam. Ia juga menambahkan infeksi kronis bisa menyebabkan sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome/IBS). 

Efek jangka panjang dari keracunan ini bisa menimbulkan infektsi bakteri usus yang parah yang menyebaban perubahan permanan pada saraf dan lapisan usus. Akan menyebabkan sakit perut yang berulang, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar seperti diare atau sembelit. Bakteri pemiccu IBS ini seperti Campylobacter jejuni, Samonella, E.colli, dan Shigella. 

Peradangan kronis ini juga berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker kolorektal. Peradangan berulang-ulang akan mengubah struktur dari dinding usus dan bisa timbulkan keganasan dimasa yang akan datang.

Baca juga: Cara Atasi Alergi Sabun Cuci Piring pada Tangan mu

Efek jangka panjang ini akan terjadi jika infeksinya berulanng. Mereka yang paling rentan adalah anak-anak, lansia, wanita hamil, dan individu dengan sistem kekebalan yang lemah. 

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.