Kerajaan Kandang Wesi di Garut, Bekas Tempat Pembuatan Senjata Kerajaan Pajajaran


Tahun 2020 lalu, ketika ramai berita mengenai kerajaan baru di Indonesia, di Garut juga muncul Kerajaan Kandang Wesi. Letaknya berada di Kampung Cimareme, Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut. Lokasi itu berada di tepi perkampungan dengan luas 1,5 hektar di sisi perbukitan.

Bila pengunjung mau memasuki wilayah tersebut, mereka harus melewati gerbang kecil dengan pagar besi dan melalui jalan berbatu menuju pendopo yang dibangun tanpa dinding. Dalam kawasan tersebut juga ada kamar tidur, masjid, lapangan voli, dan parkir mobil. Kawasan tersebut terlihat asri karena banyak ditumbuhi pepohonan yang rindang. Ada mata air kecil dan tempat penyimpanan batu-batu yang diduga sisa peninggalan kerajaan Kandang Wesi. 

Dari penjelasan Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut, Wahyudidjaya menyebutkan bahwa Kerajaan Kandang Wesi memiliki sejarah. Kerajaan itu lahir setelah Kerajaan Padjadjaran runtuh dan merupakan gabungan kerajaan-kerajaan kecil yang pernah ada di bawah kekuasan Kerajaan Padjadjaran. Pada masa itu, Kandang Wesi adalah daerah tempat berlatih prajurit kerajaan dan pembuatan senjata. 

Ada yang mengatakan bahwa Nurseno SP Utomo adalah raja dari Kerajaan Kandang Wesi. Namun, dilansir dari Kompas.com dari konfimasinya, ia mengatakan bahwa dia bukan raja kerajaan Kandang Wesi. Pada tahun 1998, ia mendirikan padepokan silat Syahbandar Kari Madi di lokasi kerajaan Kandang Wesi.

Nurseno hanya pemangku adat dan berusaha untuk menjaga budaya yang sudah ada. Ia memang memiliki murid di padepan silat, tetapi tidak ada yang memanggilnya raja. Para muridnya juga tidak pernah merasa menjadi pengikut kerajaan. Nurseno hanya mengajarkan soal seni bela diri.

Pada tahun 2015, Nurseno mendapatkan gelar raja yang diberikan oleh Maskut Thoyib, Ketua Forum Komunikasi Raja-Raja dan Sultan Nusantara. Waktu itu, menurut Nurseno, Maskut Thoyib adalah kepala budaya di Taman Mini Indonesia Indah. Pemberian gelar tersebut dilakukan di TMII yang disaksikan perwakilan keraton dan kesultanan Indonesia dan pemerintah. Nurseno mendapatkan gelar raja bukan karena mendiri kerajaan, tetapi karena mendirikan padepokan silat di lokasi Kerajaan Kandang Wesi Garut. 

Senada dengan hal itu, Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut, Wahyudidjaya menjelaskan bahwa gelar raja adalah sebuah bentuk penghormatan kepada Nurseno yang berhasil mengembangkan Padepokan Silat Syah Bandar Karimadi. Nurseno juga dikenal sebagai pelestari budaya dan menjalankan ajaran Islam seperti umat Islam pada umumnya. Tidak ada kerajaan dan gelar raja hanyalah bentuk penghargaan dari komunitasnya. 

 

Sumber materi : regional.kompas.com

Sumber foto : tribun


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh Mita Indriyani
  • 17, Sep 2024
Payung Geulis, Kerajinan Khas Tasikmalaya