Kisah Garut di Masa Penjajahan Belanda


Di masa kolonial Belanda Garut merupakan bagian dari Hindia Belanda yang merupakan koloni dari VOC. VOC sempat mendirikan kantor cabangnya di Garut di abad ke 19 M yang kemudian VOC bubar dan kantor VOC di Garut diisi oleh pemerintah Belanda yang bertugas untuk mengatur wilayah Hindia Belanda.

DI bawah pemerintahan Hindia Belanda pada saat itu Garut juga menerapkan kebijakan tanam paksa, di mana para petani Garut di paksa untuk menanam tumbuhan sesuai dengan keinginan pihak Belanda. Selain itu, banyak juga masyarakat Garut yang bekerja di perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda dan mereka diberi upah yang sedikit sehingga banyak dari mereka yang tidak mampu membiayai keluarganya.

Selain upah yang rendah tidak jarang Pemerintah Hindia Belanda ini menarik paksa tanah dan kebun masyarakat Garut, terutama tanah yang dimiliki oleh warga Garut yang meminjam uang kepada pemerintah Hindia Belanda. Garut juga dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak pejuang lokal seperti Raden Adipati Wiranatakusumah III, Raden Moesa hingga pahlawan perempuan pionir pendidikan di tanah Sunda yakni Raden Lasminingrat.

Di masa revolusi nasional Indonesia pada tahun 1945 sampai 1949 Garut menjadi salah satu tempat berkumpulnya tokoh nasionalisi Indonesia teratawa tokoh nasionalis yang berada di Jawa Barat. Di Garut-pun terjadi perang bersenjata beberapa kali, peperangan bersenjata ini biasanya melibatkan tentara Belanda dan pejuang asli Garut yang berusaha untuk mengusir Belanda dari wilayah Garut.

Masa pendudukan Belanda di Garut tentu saja memengaruhi banyak hal mulai dari sosial, budaya, ekonomi hingga pendidikan di Garut-pun banyak terpengaruh oleh Belanda. Hingga saat ini peninggalan Belanda seperti bangunam-bangunan Belanda masih bisa dilihat dan ditemukan di Garut meskipun sudah tidak banyak lagi. Sebagian besar bangunan peninggalan Belanda dibongkar dan dialih-fungsikan menjadi bangunan lain. 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka