Kisah Pesantren Cipari dalam Melawan Gerakan DI/TII di Garut Bagian I


Kartosuwirjo merupakan pendiri gerakan Di/TII yang memiliki ambisi untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. Untuk bisa mewujudkan ambisinya maka Kartosuwirjo mencari massa dan dukungan ke berbagai daerah, salah satu daerah yang diidatangi adalah Garut. Kartosuwrijo mulai menginjakkan kakinya di Garut pada tahun 1940 dan mulai mendirikan sebuah lembaga yang diberinama “Suffah”.

Lembaga Suffah ini didirakan oleh Kartosuwirjo untuk memperkuat gagasan Negara Islam Indonesia. Ide mendirikan Negara Islam Indonesia ini sudah ditentang oleh banyak ulama salah satunya adalah K.H Yusuf Tauziri yang merupakan pemimpin Pesantren Cipari di Wanaraja. Keadaan semakin mencekam pada tahun 1949 ketika Kartosuwirjo memproklamasikan Negara Islam Indonesia atau Negara Darul Islam.

Kartosuwirjo merasa seluruh wilayah Jawa Barat termasuk Garut merupakan wilayah de facto dari Negara Islam Indonesia. Sehingga ketika Divisi Siliwangi dan Laskar Darussalam yang merupakan santri Pesantren Cipari kembali dari Long March-nya ke Garut Kartosuwirjo dan pasukannya menuduh mereka sebagai tentara liar. Sehingga Laskar Darussalam dan tentara Divisi Siliwangi digempur oleh pasukan DI/TII.

Pesantren Cipari berusaha untuk membantu tentara Divisi Siliwangi dan Laskar Darussalam untuk melawan pasukan DI/TII. Selain itu, Pesantren Cipari juga sedang menghadapi gempuran dari tentara Belanda sehingga pada saat itu Pesantren Cipari bersama pemimpinnya yakni K.H Yusuf Tauziri harus melawan Belanda sekaligus pasukan DI/TII.

Pada siang hari Pesantren Cipari harus melawan para tentara Belanda dan di malam hari dipimpin oleh K.H Yusuf Tauziri melawan pasukan DI/TII. K.H Yusuf Tauziri ikut berperang melawan para musuh dan terus memberikan semangat kepada para santri Pesantren Cipari dan juga para penduduk Cipari untuk tidak menyerah dalam melawan tentara Belanda dan pasukan DI/TII.

 

 

Sumber : Iim Imadudin, Peranan Kiai dan Pesantren Cipari Garut Menghadapi DI/TII (1948-1962), Jurnal Patanjala (2010)


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka