Krisis Nepal 2025: Dari Nepo Kids hingga Kejatuhan Oli
Krisis Nepal 2025 dipicu tren Nepo Kids di media sosial yang memicu protes besar, berujung kerusuhan, dan menggulingkan Perdana Menteri KP Sharma Oli.
Krisis Nepal 2025 menjadi catatan penting dalam sejarah politik Asia Selatan. Demonstrasi yang awalnya menentang pemblokiran media sosial berubah menjadi gelombang protes besar akibat tren Nepo Kids yang memicu kemarahan publik terhadap elite politik.
Baca juga: Tragedi Pangeran Dipendra: Akhir Kelam Monarki Nepal
Kontradiksi Ideologi
Khadga Prasad Sharma Oli atau KP Sharma Oli dikenal sebagai tokoh dominan dalam politik Nepal kontemporer. Ia terinspirasi dari Marxisme-Leninisme sejak muda, memimpin pemberontakan pada 1972, lalu sebagai figur sentral Partai Komunis Nepal (UML) pada dekade 1990-an.
Meskipun membawa ideologi kerakyatan, pemerintahan Oli justru dianggap otoriter dan sarat akan kepentingan elite. Hal ini menciptakan jurang antara doktrin komunis dengan realitas kekuasaan, sehingga menimbulkan kontradiksi yang dipertanyakan publik.
Kebijakan Kontroversial
Oli menjabat sebagai perdana menteri dalam tiga periode dan pemerintahannya penuh kontroversi. Ia pernah membubarkan parlemen secara sepihak, mengendalikan lembaga investigasi, serta mendorong aturan yang dianggap merugikan budaya lokal seperti RUU Guthi pada tahun 2019.
Melansir dari The Times of India dan The Indian Express, kebijakan luar negeri Oli yang pro-Tiongkok serta larangan 26 platform media sosial pada September 2025 memperbesar ketidakpuasan publik. Langkah tersebut dilihat sebagai serangan langsung terhadap demokrasi Nepal.
Kesenjangan Sosial
Akar kerusuhan Nepal juga dipicu dengan adanya tren dengan hastag “Nepo Kids” yang viral di TikTok dan Instagram. Anak-anak pejabat politik memamerkan mobil mewah, liburan mahal, hingga gaya hidup yang glamor di tengah pengangguran tinggi di Nepal.
Dikutip dari Associated Press, lebih dari 2.000 anak muda Nepal meninggalkan negaranya setiap hari untuk bekerja di luar negeri. Ketidakadilan sosial ini memperdalam kemarahan generasi muda yang akhirnya meletup menjadi protes besar hingga menewaskan 31 orang.
Baca juga: Fakta Tragedi Mei 1998 yang Mengukir Sejarah Kelam Indonesia
Krisis Nepal 2025 menunjukkan bagaimana tren Nepo Kids dan media sosial bisa menjadi pemicu besar dalam perubahan politik. Nah Warginet, peristiwa ini menjadi pelajaran bahwa ketidakadilan dan kesenjangan sosial tidak bisa diabaikan, terutama di era digital yang serba terbuka.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.