Kue Tradisional Garut : Burayot


Burayot merupakan salah satu kue tradisional khas Garut yang rasanya manis. Menurut cerita rakyat yang bereda burayot merupakan kue yang dibuat oleh Nyimas Pugerwangi yang merupakan istri dari Prabu Kiansantang. Kue ini dimasak untuk memperingati peistiwa sunatan yang ada di daerah Salam Nunggal. Saat ini Salam Nunggal sudah menjadi daerah Leuwigoong.

Kata Burayot berarti bergayut atau benda kecil ke atas dan mengembung ke bawah seperti kantong yang diisi oleh barang berat dan isinya berat kebawah. Dalam bahasa Sunda, apabila menggendong anak dengan menggunakan kain yang panjang maka posisi anak tersebut disebut sebagai ngaburayot.

Burayot ini merupakan makanan asli daerah Sarkanjut, Leuwigoong. Resep burayot ini diturunkan secara turun-menurun sehingga banyak sekali resep yang beredar diluaran sana. Namun, semuanya memiliki bentuk yang sama tetapi tentu saja memiliki rasa yang berbeda karena tidak ada resep asli yang pasti untuk kue tradisional Garut ini.

Burayot ini merupakan makanan yang dibuat menyerupai alat kelamin laki-laki dan kemudian diberinama burayot. Pada awalnya burayot hanya dimasak di acara-acara besar seperti acara hajatan. Saat ini burayot merupakan dessert atau makanan penutup yang mudah ditemukan, bahkan saat ini burayot sudah menjadi salah satu oleh-oleh khas Garut.

Bahan utama burayot ini ialah tepung beras yang digiling halus dan kemudian tepung beras tersebut direndam selama 1 hingga 5 jam. Setelah direndam tepung ditiriskan. Kemudian siapkan gula aren dan gula putih dan daun pandan untuk memberikan aroma manis.

 

Sumber : Sumber : Rahmi Fitriani, Atat Siti Nurani, Ai Nurhayati, Burayot Sebagai Kue Tradisional Garut, Jurnal Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner, April 2019.

 

 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka