Legenda Mbah Sakti Barang


Braja Sakti atau dikenal juga sebagai Mbah Sakti Barang adalah salah satu tokoh besar dari Kampung Cimuncang, Malangbong. Braja Sakti merupakan anak dari Raja Galuh yang berasal dari Ciamis. Namun, Braja Sakti merupakan anak dari seorang selir sehingga ia tidak bisa menjadi raja.

Selain itu, saudara Braja Sakti yakni Ciung Wamara dan Arya Banga merasa terancam kedudukannya dengan keberadaan Braja Sakti sehingga ia diusir dari kerajaan. Braja Sakti kemudian melakukan perjalanan dan akhirnya berlabuh di Kampung Cimuncang, Desa Kutanagara, Kecamatan Malangbong.

Braja Sakti tumbuh dewasa di sana dan akhirnya menikah hingga memiliki seorang anak yang diberi nama Artakara. Artakara dikenal sebagai anak yan baik dan senang belajar hingga akhirnya Artakara berguru kepaa Sunan Gunung Djati untuk memperdalam ilmu agama islam. Meskipun Artakarast dudah memeluk islam, sang ayah yakni Braja Sakti masih beragam hindu.

Setelah selesai mengikuti pendidikan di Tuban Artakara mengislamkan ayah dan ibunya yang pada saat itu masih memeluk agama hindu. Setelah itu Artakara bekerja di saudagar kaya pemiliki kebun. Ketika waktu istirahat tiba dan bertepatsn dengan waktu sholat dhuzur Artakara memutuskan untuk melaksanakan sholat terlebih dahulu. Namun, di sana tidak ada tempat datar yang bisa dijadian tempat sholat karena pada saat itu ia bekerja di area lereng gunung.

Artakara kemudian melihat sebuah pohon pisang dengan daun lebar cukup untuk dijadikan sebagai tempat sholat. Artakara sholat diatas pohon pisan dan ajaibnya pohon tersebut tidak patah, bahkan daun yang digunakan sebagai alas sholat-pun tidak sobek sedikit pun. Para pekerja lainya merasa takjub dengan kejadian tersebut dan melaporkan hal tersebut kepada sang juragan.

Mendengar cerita tersebut sang juragan memanggil Artakara dan meminta Artakara untuk bekerja di rumahnya. Juragan terpikau dengan etos kerja dan kepribadian Artakara sehingga ia memutuskan untuk menjodohkan putrinya. Nyi Mas Geulis dengan Artakara. Artakara menikah dengan Nyi Mas Geulis dan berfokus untuk memajukan pendidikan agama islam dengan mendirikan pesantren. Di sinilah kesaktian Artkara kemudian terlihat, pada saat membangun pesantren dan masjid ia mengusap tatal-tatal hingga menjadi tiang yang kokoh nan agung. Karena kesaktiannya itulah ia disebut sebagai Mbah Sakti Barang.

 

 

Sumber : wordpress.com


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka