Makna dari Tradisi Rebo Kasan


[Illustration : https://id.pinterest.com/pin/306807793361156014/]

Rebo kasan sebenarnya merupaka tradisi yang berasal dari Jawa yang dikenal sebagai Rebo Wekasan yang kemudian di adoposi oleh masyarakat Sunda dan dikenal dengan Rebo Kasan yang masih di jalankan oleh masyarakat Garut. Rebo kasan merupaka sebuah tradisi yang dimana sautu kelompok masyarakat berkumpul dan berdoa kepada Allah swt agar dijauhkan dari marabahaya.

Tradisi Rebo Kasan ini dilaksanakan pada hari rabut terakhir di bulan safar yag konon katanya merupakan hari diturunkannya 320.000 marabahaya. Tradisi ini dilakukan oleh umat Islam di Garut, namun tidak hanya Garut saja beberapa daerah seperti Yogyakarta dan Banten-pun mengenal tradisi Rebo Kasan. Rebo Kasan ini biasa dilaksanakan secara berkelompok yang merujuk pada kelompok tempat tinggal sekitar.

Dalam tradisi Rebo Kasan ini terdapat beberapa aktivitas seperti mempersiapkan air dalam teko atau wadah air lainnya serta menyiapkan berbagai jenis makanan yang biasanya berisikan dupi, leupeut dan bugis. Air dan makanan ini kemudian akan di simpan di masjid untuk didoakan yang dilaksanakan sebelum sholat subuh.

Setelah subuh, air dan makanan yang telah didoakan ini kemudian dibagikan secara merata. Kemudian untuk acara selanjutnya warga diajak untuk berkumpul di masjid untuk mengikut acara Rebo Kasan yang biasa dipimpin oleh seorang ustaz yang diawali dengan ceramah. Setelah ceremah kemudian dilaksanakan salat tolat bala yang terdiri dari dua rakaat. Setiap rakaat dibacakan surat Al-Fatihah sekali, surat Al-Kautsar lima belas kali, Al-Ikhlas lima kali , Al-Falaq sekali dan An-Nas sekali.

Makanan yang disiapkan di pelaksanaan tradisi Rebo Kasan ini tentu saja memiliki maknanya tersendiri. Air putih merupakan simbol kesucian, dupi merupakan simbol penolakan yang didalamnya terdapat rukun agama, leupeut merupakan simbol memperkuat dan bugis merupakan simbol keimanan.

Setiap simbol tentu saja mengandung arti tersendiri seperti air putih yang berarti dapat menghilangkan kesialan dan dapat menyebuhkan penyaki. Dupi yang dipercaya dapat menolak hal-hal buruk, leupeut merupakan makanan penyambung silaturahmi karena ketika makan leupet orang-orang berkumpul dan bersilaturahmi.

Bugis memiliki arti bahwa setiap tindakan yang akan diambil harus tetap ingat kepada Allah swt dan tetap mentaati hukum agama dan hukum dunia karenahal yang dilandasi keimanan akan memberikan hasil yang baik nan manis.

 

 

Sumber : Jurnal Penelitian Komunikasi


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh Infogarut
  • 04, May 2024
Panen Raya Jagung Tahun 2024 di Garut