Masjid Cipari, Wanaraja Bukti Sejarah Perjuangan


Masjid Al-Syura atau biasa dikenal Masjid Cipari merupakan masjid terbesar di Garut. Masjid pesantren ini unik karena memiliki bangunan yang mirip dengan gereja dengan bentuk bangunan memanjang dengan pintu utama persis ditengah-tengah bagian muka bangunan. Menaranya terletak di ujung bangunan di atas pintu utama. 

Masjid Cipari menyimpan sejarah perjaungan dan sempat digunakan sebagai basis perjuangan rakyat dan tentara. Masjid yang diperkirakan berdiri tahun 1895, di dalam lingkungan Pondok Pesantren Cipari tetapi dalam kondisi masih sangat sederhana. 

Tahun 1952 Darus Islam menyerbu kompleks Pesantren Darussalam, tempat masjid Cipari berada. Kiai Yusuf Tauziri, pimpinan pesantren, dan santri-santrinya berusaha bertahan dari penyerbuan dan masjid Cipari menjadi benteng pertahan terakhir. Berdasarkan cerita dari rakyat, masjid ini pernah diserbu sebanyak 52 kali oleh DI/TII. 

Penyerbuan itu tidak tanpa alasan. Konflik bermula dari sikap permusuhan antara Kartosuwiryo terhadap Kiai Yusuf Tauziri. Cornelis van Dijk dalam Darul Islam Sebuah Pemberontakan (1983) pada 1945 Kiai Yusuf Tauziri menolak permintaan Kartosuwiryo untuk memproklamasikan Negara Islam. Tahun 1948, Kartosuwiryo meminta lagi namun penolakan yang tetap ia dapati.

Sebelum bertentangan, Kartosuwiryo dan Kiai Yusuf Taurizi memiliki hubungan yang erat, karena Kartosuwiryo merupakan murid dari Kiai Yusuf Taurizi. Namun, kedekatan mereka retak karena memiliki pemahaman konsep negara Islam yang berbeda. Kartosuwiryo berusaha mengislamkan negara lewat pendirian Negara Islam Indonesia, tetapi Kiai Yusuf Taurizi berpandangan bahwa yang terpenting mengislamkan masyarakat. 

Kini, masjid yang memiliki gaya art deco dengan nuansa kolonial dan sentuhan lokal ini masih berdiri kokoh dan berfungsi sebagai masjid dan pesantren. Selain itu, Masjid Cipari juga menjadi wisata religi yang bisa dikunjungi. 

 

Sumber foto : Pegipegi


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka