Peta Ciela, Peta Kuno Bangsa Indonesia yang Tersimpan di Garut

Peta Ciela, Peta Kuno Bangsa Indonesia yang Tersimpan di Garut

Siapa yang sangka, peta kuno bangsa Indonesia ternyata tersimpan di Garut, lebih tepatnya di Desa Ciela, Kecamatan Bayongbong? 

Semua ini berawal dari Denys Lombard, seorang pengajar sejarah Asia Tenggara di Paris, meyakini bahwa Kepulauan Hindia telah mengenal peta sebelum kedatangan orang-orang Eropa pertama. Untuk bukti otentik memang belum ditemukan, tetapi peta salinannya tersimpan di Desa Ciela.

Keyakinannya muncul dari sejumlah tulisan kuno, Sejarah Yuan pada masa Dinasi Ming menyebut Kubilai Khan membawa sebuah peta negeri beserta daftar penduduknya setelah menyerang Singasari. Lombard juga mendengar kesaksian Fransisco de Varthema yang menyebrang dari Borneo ke Jawa bersama awak kapal dengan membawa peta dan garis-garis arah angin.

Alfonso d’Albuquerque, pelaut asal Portugis, juga menyaksikan sepucuk surat dan peta dengan keterangan bahasa Jawa yang hilang bersama yang karam di selat Malaka. Mengutip dari kompas, pemerhati budaya Nunus Supardi (23/8/18) mengatakan bahwa tahun 1862, pejabat Belanda J.C Lammers van Toorenburg menugasi filolog Frederik Karel Holle untuk mempelajari peta kuno di Desa Ciela, Garut. Peneliti Caspar Wieder juga menyebutkan bahwa di Desa Ciela ada seseorang yang menyimpan peta kuno dari bahan kulit kayu yang disebut dluwang.

Tahun 1976, Peta Ciela diteliti lagi oleh ahli geologi Indonesia. Hasil peneliti Kusmiadi dipresentasikan dalam Konferensi Internasional Ketujuh tentang Sejarah Kartografi pada 1977. Terinspirasi dari paparan tersebut, penulis buku Prof. P. D. A Harvey mengulas bahwa Peta Ciela mirip peta masa awal Dinasti Han dari China. 

Tahun 1984, Joseph E. Schwratzberg, seorang ahli geografi yang penasaran dengan penelitian Kusmiadi mendatangi desa Ciela dan menulis khusus tentang Peta Ciela. 6 tahun setelahnya, peta itu didokumentasikan dalam bentuk film dokumenter televisi berjudul The Shape of the World. 

Peta Ciela terbuat dari kain putih berukuran 1x2 meter yang menggambarkan wilayah yang cukup luas dan cukup detil, mencakup provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, sampai Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Ada yang menyebutkan peta aslinya sudah musnah karena terbakar dan hilang tenggelam bersama kapal yang mengangkutanya. Salinan petanya kemudian disimpan secara turun temurun oleh keluarga Ihak Lukman di Desa Ciela, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut. 

 

Sumber : Kompas


Baca lainnya

0 Komentar :

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.