Beranda Menanti Stasiun Kereta Api Cikajang, Tertinggi di Asia Tenggara

Menanti Stasiun Kereta Api Cikajang, Tertinggi di Asia Tenggara

12 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Ilustrasi: Freepik

Stasiun Cikajang di Garut menyimpan daya tarik yang khas dan sulit ditemukan di tempat lain. Terletak pada ketinggian 1.246 meter di atas permukaan laut, stasiun ini tercatat sebagai stasiun kereta api tertinggi di Indonesia.

Namun, sejak berhenti beroperasi pada tahun 1982, Stasiun Cikajang telah terbengkalai selama lebih dari empat dekade. Dalam unggahan Instagram resmi @kai121_ pada 25 Februari 2023, disebutkan bahwa stasiun ini bahkan merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Setelah dinonaktifkannya Stasiun Cikajang, gelar stasiun tertinggi yang masih aktif di Indonesia kini disandang oleh Stasiun Nagreg, yang berada di ketinggian 848 meter di atas permukaan laut.

Sejarah Pembangunan Jalur Cikajang

Jalur kereta api Cibatu–Garut–Cikajang pertama kali rampung dibangun pada tahun 1930. Jalur ini dikenal sebagai salah satu proyek tersulit pada masanya karena harus menembus kawasan pegunungan dengan kontur yang terjal. Oleh sebab itu, hanya lokomotif bermassa besar seperti CC10, CC50, D14, dan DD52 yang mampu melayani rute tersebut.

Dengan panjang mencapai 47 kilometer, jalur ini pernah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pencinta kereta api dari dalam dan luar negeri. Segmen Garut–Cikajang yang membentang sekitar 28 kilometer membawa kereta api melewati sejumlah stasiun bersejarah, di antaranya Stasiun Wanaraja, Karangpawitan, Garut, Samarang, Kamojan (922 mdpl), Bayongbong (997 mdpl), dan Cisurupan (1.216 mdpl).

Pada masa jayanya di era 1970-an, jalur ini tidak hanya berfungsi untuk angkutan penumpang, tetapi juga memainkan peran penting dalam distribusi hasil perkebunan. Pembangunan Stasiun Cikajang sejak awal memang ditujukan sebagai jalur logistik untuk hasil-hasil pertanian, terutama teh.

Wilayah Cikajang dikenal sebagai salah satu sentra teh terbesar di Kabupaten Garut. Jalur kereta api ini menjadi andalan untuk mendistribusikan hasil kebun seperti teh dan komoditas pertanian lainnya. Pada masa kolonial Belanda, setidaknya lima perkebunan teh besar berdiri di kawasan ini, yaitu Giriawas, Cisaruni, Cikajang, Papandayan, dan Darajat.

Artikel Pilihan:  Asyik! Jalur Kereta Api Garut - Cikajang Akan Diaktifkan Kembali

Reaktivasi Jalur

Jalur kereta api Cibatu–Garut–Cikajang awalnya dibangun sebagai percabangan yang menghubungkan Stasiun Cibatu dengan Stasiun Cikajang melalui Kota Garut. Jalur ini memiliki sejarah panjang, dengan segmen Cibatu–Garut yang pertama kali beroperasi pada tahun 1889, namun dihentikan pada 1983.

Setelah puluhan tahun tidak beroperasi, segmen Cibatu–Garut sepanjang 19,3 kilometer akhirnya diaktifkan kembali dan resmi beroperasi sejak 22 Maret 2022. Proses rekonstruksinya memakan waktu sekitar dua tahun, dimulai dari 2019 hingga rampung pada 2022, dan dilakukan oleh PT KAI (Persero).

Reaktivasi jalur ini merupakan bagian dari program besar untuk menghidupkan kembali jaringan kereta api di Jawa Barat, termasuk jalur menuju Stasiun Cikajang. Upaya ini menjadi salah satu prioritas utama pemerintah provinsi karena diyakini mampu memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata, khususnya di wilayah Garut dan kawasan Priangan.

Meski demikian, reaktivasi jalur kereta api ini menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kebutuhan anggaran yang besar, yang tidak dapat sepenuhnya ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan dana dari berbagai sumber lainnya.

Selain masalah anggaran, kendala lainnya adalah banyaknya jalur dan stasiun yang kini telah berubah fungsi menjadi kawasan permukiman. Untuk mengatasi hal ini, solusi yang disarankan adalah melibatkan instansi yang menangani perumahan dan permukiman agar dapat menyediakan tempat tinggal baru bagi warga yang terdampak relokasi. Hunian baru ini idealnya tidak terlalu jauh dari lokasi sebelumnya dan tetap memiliki akses terhadap transportasi umum guna memudahkan mobilitas masyarakat ke pusat-pusat ekonomi seperti pasar dan tempat kerja.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.