Beranda 26 April 1966: Ketika Gunung Kelud Meletus, Soekarno Tergerus

26 April 1966: Ketika Gunung Kelud Meletus, Soekarno Tergerus

12 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Source: KITLV Tropenmuseum

Pada 26 April 1966, Gunung Kelud di Jawa Timur mengalami letusan dahsyat yang berdampak luas di wilayah sekitarnya. Letusan ini terjadi di tengah gejolak politik Indonesia, beberapa bulan setelah Presiden Sukarno menandatangani Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang memberikan kekuasaan kepada Jenderal Soeharto.

Bagi masyarakat Jawa, peristiwa alam seperti letusan gunung sering kali dianggap sebagai pertanda perubahan besar, termasuk dalam hal kepemimpinan.​

Dalam budaya Jawa, gunung memiliki makna spiritual yang mendalam dan sering dikaitkan dengan kekuasaan raja. Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya Jilid 3 menjelaskan bahwa pemujaan terhadap gunung-gunung di Jawa berkaitan erat dengan konsep kekuasaan dan legitimasi raja.

Gunung dianggap sebagai poros dunia dan simbol kekuasaan yang sah. Oleh karena itu, aktivitas gunung seperti letusan dapat ditafsirkan sebagai isyarat alam terhadap perubahan dalam tatanan kekuasaan.

Artikel Pilihan: 23 April Diperingati sebagai Hari Buku Sedunia, Apa Kabar dengan Minat Baca Orang Indonesia?

Menariknya, Sukarno lahir pada 6 Juni 1901, sekitar dua pekan setelah letusan besar Gunung Kelud pada 22-23 Mei 1901. Kelahirannya yang berdekatan dengan peristiwa alam ini dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai pertanda lahirnya seorang pemimpin besar.

Sukarno sendiri dikenal dengan julukan "Putra Sang Fajar" karena dilahirkan saat matahari terbit, yang dalam kepercayaan Jawa menandakan takdir besar. Ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, pernah mengatakan bahwa kelahiran Sukarno pada saat fajar menyingsing adalah pertanda bahwa ia akan menjadi pemimpin rakyat.

Letusan Gunung Kelud pada 1966, yang terjadi di tengah krisis politik dan menjelang berakhirnya kekuasaan Sukarno, oleh sebagian masyarakat Jawa ditafsirkan sebagai isyarat alam atas perubahan kepemimpinan.

Dalam konteks budaya Jawa yang sarat dengan simbolisme dan makna spiritual, peristiwa alam seperti ini tidak hanya dianggap sebagai fenomena geologis, tetapi juga sebagai bagian dari narasi kosmologis yang mencerminkan dinamika kekuasaan dan legitimasi.

Dengan demikian, letusan Gunung Kelud pada 1966 bukan hanya peristiwa alam semata, tetapi juga memiliki makna simbolis dalam budaya Jawa sebagai pertanda perubahan besar dalam tatanan kekuasaan, khususnya terkait dengan berakhirnya era kepemimpinan Sukarno.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.