Mengenal 3 Sentra Pengolahan Teh di Garut: Sejarah, Inovasi, dan Teh Kéjék
Garut, yang dikenal sebagai Swiss van Java di masa kolonial, memiliki pesona alam pegunungan yang subur dan menjadikannya rumah bagi hamparan perkebunan teh yang luas. Selain menjadi destinasi wisata sejuk, kawasan-kawasan seperti Cikajang, Cisaruni, dan Cilawu adalah pusat pengolahan teh yang memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri.
Baca Juga: Sejarah Kebun Teh Dayeuh Manggung di Cilawu, Garut
Pabrik Teh Rakyat Iroet: Kebanggaan Petani Garut
Salah satu kisah paling inspiratif dalam industri teh Garut adalah berdirinya Pabrik Teh Rakyat Iroet. Pabrik ini berlokasi di Kampung Cisaat, Desa Sukatani, Kecamatan Cilawu, Garut.
Keistimewaan Pabrik Teh Rakyat Iroet adalah statusnya sebagai pabrik teh pertama di Indonesia yang sepenuhnya dimiliki dan dikelola oleh petani teh melalui Koperasi Serba Usaha (KSU) Putera Mekar.
Sebelumnya, pengolahan teh kering dikuasai oleh korporasi besar atau perkebunan peninggalan Belanda. Pabrik ini pun diresmikan pada tahun 2014 dan menjadi penanda kemandirian petani serta upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk teh yang mereka hasilkan, yang tidak hanya menjual pucuk daun basah.
KSU Putera Mekar bahkan tercatat sebagai koperasi teh rakyat yang mendapatkan sertifikat keberlanjutan internasional UTZ (sekarang menjadi bagian dari Rainforest Alliance) nomor 1 di Indonesia. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi harian pucuk basah sekitar 8,5 ton dari kebun-kebun milik anggota koperasi.
Pabrik Pengolah Teh Bersejarah di Cikajang dan Cisaruni
Selain pabrik rakyat, Garut juga memiliki pabrik-pabrik pengolahan teh peninggalan kolonial yang kini dikelola oleh perusahaan perkebunan negara, seperti PTPN VIII.
Salah satu wilayah yang kaya akan sejarah pengolahan teh adalah Cikajang dan Cisaruni (Giriawas).
-
Jejak KF Holle: Perkebunan di Cikajang tidak lepas dari sosok Karel Frederik (KF) Holle (1829-1896), yang dikenal sebagai salah satu pionir dan juragan teh ternama di Priangan Timur. Perkebunan di Cisaruni, yang kini dikelola PTPN VIII, menyimpan jejak sejarah Holle dan dulunya dikenal sebagai penghasil teh hitam yang diekspor ke berbagai negara.
-
Contoh Lain: Beberapa pabrik tua seperti di kawasan Dayeuhmanggung dan Cikajang sendiri juga menyimpan sejarah panjang, di mana beberapa bangunannya diperkirakan sudah ada sejak awal tahun 1900-an.
Baca Juga: Sejarah Perkebunan Teh di Kabupaten Garut
Teh Kéjék: Pengolahan Teh Tradisional Khas Garut
Garut juga dikenal dengan produk teh unik yang proses pembuatannya masih mempertahankan cara tradisional, yaitu Teh Kéjék. Pabrik teh Kéjék, salah satunya berada di Kampung Babakan Cialiwung, Desa Dayeuhmanggung, Kecamatan Cilawu.
-
Keunikan Proses: Nama Kéjék berasal dari bahasa Sunda yang artinya diinjak. Proses pengolahan teh ini melibatkan sangrai, kemudian daun teh diinjak-injak (dikejék) hingga mengeluarkan getah, sebelum akhirnya dikeringkan di atas tungku api.
-
Cita Rasa Khas: Meskipun beberapa produsen kini mulai menggunakan mesin untuk mempercepat proses, Teh Kéjék tradisional dikenal memiliki rasa dan aroma yang khas, bahkan disebut-sebut pernah menjadi teh favorit Kaisar Jepang.
Pabrik dan perkebunan teh di Garut bukan hanya sekadar pusat produksi, tetapi juga penjaga warisan sejarah yang terus beradaptasi. Dari pabrik milik petani yang mandiri hingga produk tradisional yang unik, industri teh Garut terus menjadi pilar ekonomi dan kebanggaan daerah.

3.jpg)

0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.