Misteri Stasiun Cipeundeuy, Kenapa Semua Kereta Api Wajib Berhenti di Stasiun Ini?

Misteri Stasiun Cipeundeuy, Kenapa Semua Kereta Api Wajib Berhenti di Stasiun Ini?

Stasiun Cipeundeuy merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletah di Malangbong, Garut. Menurut catatan, stasiun ini didirikan sekitar tahun 1893 oleh pemerintah Kolonial Belanda. Nama stasiun ini sesuai dengan nama kampung ini berada. 

Fisik bangunan stasiun ini memang terlihat sebagai stasiun kecil, tetapi semua kereta api yang melintas jalur selatan wajib berhenti di stasiun ini. Aturan tersebut diperintahkan sejak zaman penjelajahan Belanda. Masyarakat sekitar mengaitkannya dengan hal-hal mistis. 

Pasalnya di sepanjang jalan kereta api antara Stasiun Ciawi, Cirahayu, Cipeundeuy, hingga ke Stasiun Bumiwaluya kerap terjadi kecelakaan maut dan merenggut korban jiwa. Saat bahan bakar kereta masih memakai batu bara, kecelakaan seperti lokomotif maupun gerbong anjlok, terguling, bahkan gerbong terputus pernah teralami. 

Setelah masa berubah dan lokomotif menggunakan mesin disel, peristiwa aneh itu masih terjadi. Tahun 1995 misalnya, terjadi kecelakaan KA gabungan Galuh dan Kahuripan pada tengah malam atau dikenal dengan tragedi Torowek. 

Kereta gabungan yang baru berangkat dari Stasiun Cipeundeuy dan melintas jembatan Torowek tiba-tiba terperosok dalam jurang. Akibatnya banyak korban yang meninggal dan mengalami luka-luka. Kebanyakan korban yang meninggal adalah penumpang yang panik dan melompat tanpa menyadari bahwa kereta telah masuk jurang. 

Stasiun Cipeundeuy terletak di ketinggian +772 meter ini memiliki letak yang cukup tinggi sehingga semua kereta yang masuk ke stasiun harus berhenti terlebih dahulu. Sebelum masuk ke Stasiun Cipeundeuy, kereta mesti melewati tanjakan dan turunan yang cukup curam. Kereta yang memasuki stasiun harus berhenti untuk memastikan pengereman dan rangkaian siap serta aman untuk melanjutkan perjalanan. Hal tersebut pun dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 


Baca lainnya

0 Komentar :

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.