Mitos Turun Hujan Pasca Gunung Guntur Garut Terbakar


[Proses pemadaman kebakaran Gunung Guntur, Kamis (7/9/2023) Foto: Humas Polres Garut]

Gunung Guntur adalah salah satu gunung Berapi yang meiliki jenis tanah berpasir sehingga tidak banyak ditumbuhi tanaman dan tampak gersang atau kering.

Keindahan alamnya yang menghiasi, terdapat pula jenis tumbuhan seperti ilalang, cantigi, pohon pinus bahkan terlihat seperti padang savana.

Gunung ini terletak di Kelurahan Pananjung dan Desa Pasawahan, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dan memiliki ketinggian 2.249 meter dpl.

Pada dekade 1800-an, Gunung Guntur pernah menjadi gunung berapi dengan status paling aktif di Pulau Jawa. Namun, sejak itu aktivitasnya kembali menurun, pada 7 November 1818 melaporan peristiwa letusan yang terjadi pada 21 Oktober 1818.

Hutan di Gunung Guntur terbakar dan melalap lahan kering seluas 3 hektare. Kebakaran ini terjadi pada Kamis (7/9/2023). Dibalik kejadian tersebut ternyata menguak kisah mitos yang dipercayai oleh warga Taragong dan warganet bahwa adanya isyarat musibah kebakaran hutan yang terjadi di gunung ini. Warga percaya bahwa dengan adanya kebaran hutan, hujan akan segera turun.

Dengan adanya turun hujan menjadi sebuah keberkahan yang luar biasa setelah mengalami kemarau panjang. Namun, jika hujan tak kunjung turun disebabkan oleh iklim cuaca yang terjadi di Indonesia.***


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka