ADVERTISEMENT
Beranda Peristiwa Kelam 10 Mei 1963 - Kerusuhan Anti Tionghoa di Bandung

Peristiwa Kelam 10 Mei 1963 - Kerusuhan Anti Tionghoa di Bandung

3 minggu yang lalu - waktu baca 2 menit
sumber: Istimewa

Sebuah “pertentangan” yang dipersalahkan oleh Dewan Mahasiswa ITB bisa dikatakan menjadi akar dari  sebuah bentrokan fisik antara mahasiswa pribumi dan mahasiswa Tionghoa. Bahkan kerusuhan ini menjadi salah satu kekerasan terkelam dalam sejarah Bandung.

Kerusuhan Rasial di Kampus ITB dan Dampaknya

Pada tanggal 10 Mei 1963, Kota Bandung diguncang oleh kerusuhan rasial yang bermula dari konflik antara mahasiswa pribumi dan keturunan Tionghoa di Institut Teknologi Bandung (ITB). Peristiwa ini kemudian meluas menjadi aksi kekerasan terhadap komunitas Tionghoa di berbagai wilayah kota.

Ketegangan antara mahasiswa pribumi dan Tionghoa di ITB dipicu oleh perebutan kursi kuliah yang nyaman. Mahasiswa keturunan Tionghoa, yang umumnya memiliki sepeda motor, dapat lebih cepat mencapai ruang kuliah, menimbulkan kecemburuan di kalangan mahasiswa pribumi. Persaingan ini berkembang menjadi sentimen etnis yang lebih dalam.

Baca Juga: Mengapa 7 Mei Penting bagi Indonesia? Inilah Sejarah Perundingan Roem-Royen

Kronologi Kerusuhan

Rencana untuk "memberi pelajaran" kepada mahasiswa Tionghoa awalnya dijadwalkan pada 5 Mei 1963, namun ditunda menjadi 10 Mei karena informasi bocor. Pada hari itu, massa berkumpul di kampus ITB dan menyerang mahasiswa Tionghoa. Kerusuhan kemudian meluas ke berbagai wilayah di Bandung, dengan perusakan toko, rumah, dan kendaraan milik warga Tionghoa.

Dampak dan Penyebaran

Kerusuhan tidak hanya terbatas di Bandung, tetapi juga menyebar ke kota-kota lain seperti Sumedang, Tasikmalaya, Cirebon, dan Sukabumi. Di Bandung, kerusuhan menyebabkan kerusakan besar pada properti milik warga Tionghoa dan menciptakan ketakutan yang mendalam di komunitas tersebut.

Reaksi Pemerintah

Pemerintah pusat mengecam keras kerusuhan ini. Presiden Soekarno menyebutnya sebagai gerakan kontra revolusi yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk merusak persatuan bangsa. Organisasi seperti Baperki dan LPKB saling menyalahkan atas terjadinya kerusuhan, menunjukkan kompleksitas politik saat itu.

Peristiwa 10 Mei 1963 di Bandung mencerminkan bagaimana ketegangan sosial dan etnis dapat meledak menjadi kekerasan massal. Kerusuhan ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya toleransi dan penanganan ketegangan sosial secara bijaksana.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.