Puncak Musim Kemarau Petani Garut Bersiap Menghadapi Kekeringan


Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis  prediksi puncak musim kemarau 2024 terjadi pada Agustus 2024 dan musim penghujan akan terjadi pada pertengahan September 2024. Sehingga BMKG menghimbau untuk seluruh masyarakat agar bersiap dan bisa antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau seperti bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan dan kekurangan sumber air.

Salah satu yang di khawatirkan yaitu kekeringan yang akan dihadapi para petani di lahan sawahnya. Petani di Garut mulai mengantisipasi puncak musim kemarau yaitu menghadapinya dengan alih tanam dari tanaman padi ke komoditas lainnya atau memilih varietas tahan cuaca.

Petani asal Pameungpeuk Kabupaten Garut Heri mengatakan, di puncak musim kemarau ini memilih jagung untuk ditanam dibandingkan padi, karena jagung tidak membutuhkan air banyak. Selain itu, masa tanamnya jagung hanya menghabiskan waktu 60 – 70 hari, sedangkan padi membutuhkan waktu paling cepat 100 hari. Dikutip dari bisnis.com.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Haeruman mengatakan, saat ini sedang rutin melakukan monitoring ke lahan pertanian milik Masyarakat dan Sebagian lahan menunjukan kondisi relative aman dengan pasokan air yang cukup. Sementara untuk lahan pertanian lain mengalami kekurangan air sehingga harus dilakukan pompanisasi.

"Pentingnya penanganan lahan sawah yang terancam kekeringan melalui pompanisasi dan pengendalian hama pada musim kemarau, termasuk hama wereng batang coklat dan tikus," katanya.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka