Raden Soeria Kartalegawa dan Negara Pasundan Bagian III


[Illustration : videosejarah on Instagram]

Oleh karena itu, Soeria Kartalegawa semakin keras dalam mendirikan Negara Pasundan, meskipun saat itu ia belum mendapat banyak dukungan Kartalegawa nekat untuk mendeklarasikan kemerdekaan Negara Pasundan pada 4 mei 1947 di Bandung dan deklarasi kemerdekaan negara Pasundan ini dihadiri oleh 5000 orang. Penasehat politik PRP yakni Van Mook sudah melarang Kartalegawa untuk memproklamasikan kemerdekaan Negara Pasundan karena pada saat itu Kartalegawa tidak memiliki banyak pendukung dan dianggap sebagai seorang pembelot.

Namun, deklarasi kemerdekaan Negara Pasundan ini disambut dengan baik oleh Kolonel Thompson yang merupakan Residen dari Belanda yang ada di Bogor. Pihak Belanda merasa senang karena deklarasi kemerdekaan wilayah-wilayah Indonesia ini dapat mengguncang atau bahkan melukai Negara Indonesia.

Kolonel Thompson kemudian mengirimkan truk untuk menjemput Kartalegawa dan para pendukungnya untuk pergi ke Bogor. Ketika Soeria Kertalegawa berada di Bogor iapun melancarkan sebuah grakakan, gerakan yang dilakukan oleh Kartalegawa adalah menduduki kantor-kantor dan stasiun yang diisi oleh Pemerintah Indonesia, bahkan Kartalegawa menawan seorang Residen.

Kasus pembelotan Kartalegawa ini menjadi kasus pergolakan politik terbesar di tanah Sunda setelah terjadinya Agresi Milter Belanda pada tahun 1947. Partai Rakyat Pasundan dan Negara Pasundan akhirnya bubar pada 8 Maret 1950 dan semuanya kembali menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia begitu juga dengan para anggota PRP.

 

 

Sumber : Ensiklopedi Umum (Edisi Kedua dengan EYD), Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1977.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka