Rahasia di Balik Air Mata: Menangis Dapat Mengurai Stres dan Mampu Menenangkan Diri
Air mata adalah ekspresi manusiawi yang seringkali dianggap lemah atau emosional semata, padahal ia menyimpan kekuatan biologis dan psikologis yang dalam.
Saat seseorang menangis, bukan sekadar curahan perasaan, di mana aliran air mata bisa membawa efek menenangkan tubuh dan jiwa, serta membantu menguraikan stres yang menumpuk.
Dalam konteks kesehatan mental, manfaat air mata dan proses menangis semakin mendapat perhatian dalam penelitian psikologi modern. Menangis bukan hanya reaksi emosional, tetapi juga mekanisme tubuh untuk merespons tekanan, memicu pelepasan hormon baik, dan mendorong pemulihan emosional.
Baca Juga: Segera Cek Warna Urin! Begini Tanda Tubuh Cukup Air dan Terhidrasi dengan Baik
Mengapa Menangis Bisa Membantu Mengurai Stres?
1. Aktivasi Sistem Saraf Parasimpatis dan Efek Self-Soothing
Salah satu mekanisme kunci adalah ketika menangis mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang berfungsi untuk rest and digest alias mengajak tubuh ke kondisi relaksasi. Hal ini disebut sebagai efek self-soothe, di mana setelah beberapa menit menangis, tubuh mulai merasakan ketenangan.
2. Pelepasan Hormon Endorfin dan Oksitosin
Air mata emosional dapat merangsang pelepasan endorfin dan oksitosin, yakni hormon kecintaan atau bonding, yang memberikan sensasi lega atau melegakan. Zat-zat ini membantu meredakan rasa sakit emosional dan fisik.
3. Reduksi Hormon Stres (Kortisol)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang menangis setelah mengalami tekanan emosional menunjukkan penurunan kadar kortisol (hormon stres) dan pemulihan yang lebih cepat dibanding mereka yang tidak menangis.
Baca Juga: Penderita Penyakit Maag dan Asam Lambung Wajib Tahu Rekomendasi Obat Ampuh ini!
4. Membuang Racun Emosional dan Membantu Mood
Air mata emosional diyakini mampu membawa serta zat-zat stres atau hormon berlebih (seperti kortisol) keluar dari tubuh, sebagai cara meluapkan beban emosional. Dengan itu, suasana hati bisa mereda dan kondisi mental menjadi sedikit lebih ringan.
5. Memicu Dukungan Sosial dan Keterhubungan Emosional
Menangis adalah sinyal nonverbal yang memunculkan empati orang lain. Studi menunjukkan bahwa orang yang menangis lebih mudah dipersepsikan sebagai memerlukan bantuan, sehingga memicu respon kepedulian dan dukungan sosial dari lingkungan.
Air mata bukanlah tanda kelemahan. Sebaliknya, ia bisa menjadi alat biologis dan emosional yang kuat untuk mengurai stres dan menenangkan diri. Dengan mekanisme pelepasan hormon baik, di mana aktivasi sistem saraf parasimpatis, pembuangan hormon stres, serta koneksi sosial, menangis memiliki banyak rahasia di balik kejatuhannya.
Namun, seperti alat apa pun, efektivitas tangisan tergantung konteks, intensitas, dan dukungan di sekitar warginet. Bila warginet merasa tangisan tak pernah membawa perbaikan atau justru memperburuk keadaan, pertimbangkan untuk mendapatkan bantuan dari ahli psikologi atau konselor.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.