Ramadan di Garut Tempo Dulu


Sejak Garut masih dikuasai oleh Hindia Belanda sebagian besar masyarakat Garut sudah memeluk agama islam. Pada tahun 1930 hingga 1965 masyarakat Garut tidak banyak tradisi yang berubah, bahkan tradisi-tradisi ini masih dilakukan hingga saat ini. Seperti tradisi munggahan dan juga tradisi nyekar.

Kemudian sudah sedari dulu ketika bulan Ramadan tempat-tempat makan seperti rumah makan ketika bulan Ramadan tutup di siang hari dan baru buka menjelang buka puasa. Sejak zaman dahulu masyarakat Garut selalu mengisi waktu puasanya dengan membaca al-quran, masyarakat Garut berusaha untuk mengkhatamkan al-quran di bulan ramadan.

Tradisi ngabuburit di Garut sudah ada sejak tahun 1940-an, sama seperti tradisi ngabuburit dilakukan oleh wargi pada saat ini. Di tahun 1940-an masyarakat Garut melaksanakan ngabuburit dengan jalan-jalan ke pusat kota menggunakan kereta. Selain menggunakan kereta api moda transportasi yang sering digunakan untuk ngabuburit pada saat itu adalah delman.

Tujuan utama ngabuburit pada tahun 1940-an adalah alun-alun kota Garut, pada saat itu Masjid Agung Garung sering memberikan pengumuman dan sebelum waktu berbuka para masyarakat kembali ke rumahnya masing-masing. Selain ngabuburit terdapat juga tradisi yang dilakukan setelah sahur yakni bermain bersama.

Pada tahun 1940-an bermain bersama selalu dilaksanakan setelah sahur, setelah sholat subuh. Bermain bersama biasanya dilakukan oleh anak-anak, selepas sholat subuh biasanya mereka bersama-sama pergi ke lapangan atau di halaman masjid untuk bermain. Biasanya permainan yang dimainkan adalah permainan ringan seperti perang sarung atau bermain bola.

 

Sumber : Kunto Sofianto, Kehidupan Masyarakat Kota Garut 1930 - 1965 ,(1997) 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka