Beranda Ramadan di Garut Tempo Dulu

Ramadan di Garut Tempo Dulu

2 tahun yang lalu - waktu baca 2 menit

Sejak Garut masih dikuasai oleh Hindia Belanda sebagian besar masyarakat Garut sudah memeluk agama islam. Pada tahun 1930 hingga 1965 masyarakat Garut tidak banyak tradisi yang berubah, bahkan tradisi-tradisi ini masih dilakukan hingga saat ini. Seperti tradisi munggahan dan juga tradisi nyekar.

Kemudian sudah sedari dulu ketika bulan Ramadan tempat-tempat makan seperti rumah makan ketika bulan Ramadan tutup di siang hari dan baru buka menjelang buka puasa. Sejak zaman dahulu masyarakat Garut selalu mengisi waktu puasanya dengan membaca al-quran, masyarakat Garut berusaha untuk mengkhatamkan al-quran di bulan ramadan.

Tradisi ngabuburit di Garut sudah ada sejak tahun 1940-an, sama seperti tradisi ngabuburit dilakukan oleh wargi pada saat ini. Di tahun 1940-an masyarakat Garut melaksanakan ngabuburit dengan jalan-jalan ke pusat kota menggunakan kereta. Selain menggunakan kereta api moda transportasi yang sering digunakan untuk ngabuburit pada saat itu adalah delman.

Tujuan utama ngabuburit pada tahun 1940-an adalah alun-alun kota Garut, pada saat itu Masjid Agung Garung sering memberikan pengumuman dan sebelum waktu berbuka para masyarakat kembali ke rumahnya masing-masing. Selain ngabuburit terdapat juga tradisi yang dilakukan setelah sahur yakni bermain bersama.

Pada tahun 1940-an bermain bersama selalu dilaksanakan setelah sahur, setelah sholat subuh. Bermain bersama biasanya dilakukan oleh anak-anak, selepas sholat subuh biasanya mereka bersama-sama pergi ke lapangan atau di halaman masjid untuk bermain. Biasanya permainan yang dimainkan adalah permainan ringan seperti perang sarung atau bermain bola.

 

Sumber : Kunto Sofianto, Kehidupan Masyarakat Kota Garut 1930 - 1965 ,(1997) 

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.