Resensi Numbuk di Sue, Novel yang Berlatarkan Garut II


Di pagi harinya Emang dan Momo berencana untuk pergi ke pantai menggunakan delman yang dijanjikan oleh Dace, tapi hingga pagi harinya delman tersebut belum kembali lagi dari perburuan. Akhirnya Emang bersama opas kecamatan menangkap kuda liar. Emang menangkap dua kuda liar, namun satu kuda lainnya belum bisa ditunggangi. Banyaknya tantangan yang harus dihadapi Emang dan teman-temannya sebelum pergi ke pantai di Pameungpeuk akhirnya teratasi dan mereka sampai di Pantai Pameungpeuk pada pukul 5 sore.

Segala tantangan, kesialan dan cobaan yang harus dihadapi oleh Emang dan teman-teman terbayar sudah dengan keindahan laut Pameungpeuk. Di sana mereka bermain dan berlari kesana-kemari sembari menikmati angin sepoi-sepoi. Emang dan teman-teman akan kembali ke Cisompet pada malam hari. Namun, mereka kelaparan karena bekal yang mereka bawa sudah habis dan tidak ada satupun warung yang masih buka.

Emang dan Momo sampai di Cisompet pada pagi hari dan memutuskan untuk langsung pulang. Nenek dan Orangtua Dace melarang mereka untuk pulang dan menyuruh mereka untuk beristirahat terlebih dahulu. Emang dan Momo memutuskan untuk pulang meskipun mereka masih lelah dan lapar. Pada saat mereka bertepatan dengan awal bulan puasa sehingga tidak ada yang buka.

Kemudian Embok Mandor-pun pergi ke dapur dan di dapur terdapat nasi sisa yang sudah kering, bubuk ikan asin, sambal dan petai yang masih mentah. Diajaklah Emang dan Momo untuk makan terlebih dahulu, meskipun nasinya sudah kering dan petai-nya masih mentah Emang dan Momo-pun makan dengan lahap dan tergesa-gesa. Karena makan dengan terburu-buru sehingga tentu saja akan memberikan dampak yang buruk.

Karena makan terburu-buru dan cepat menyebatkan perut Emang dan Momo sakit karena perut bekerja lebih keras mencerna makanan yang tidak dikunyah dengan baik. Dengan perut yang sakit Emang dan Momo tetap melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki dari Cisompet sampai ke Cikajang. Kemudian sesampainya di Cikajang Emang dan Momo naik delman menuju Bayongbong. Kemudian di Bayongbong mereka menaiki delman lagi menuju Garut Kota, di Garut Kota inilah Emang dan Momo pisah dan kembali ke rumahnya masing-masing.

 

 

Sumber : M.Andri Yuriansah, Ekokritik Dalam Novel Sunda Numbuk di Sue Karya Moh. Abri dalam Jurnal JALADRI 2019


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka