ADVERTISEMENT
Beranda Review Film Pengepungan di Bukit Duri (2025): Sekolah, Kekerasan, dan Teror di Tengah Kerusuhan

Review Film Pengepungan di Bukit Duri (2025): Sekolah, Kekerasan, dan Teror di Tengah Kerusuhan

7 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Review Film Pengepungan di Bukit Duri (2025): Sekolah, Kekerasan, dan Teror di Tengah Kerusuhan/ source: Dok. ImdB

Film "Pengepungan di Bukit Duri" karya Joko Anwar menegangkan dari awal hingga akhir. Simak ulasan lengkapnya di sini untuk tahu apakah film ini layak masuk daftar tonton kamu, Warginet.

Warginet, bagaimana jadinya jika sebuah sekolah berubah menjadi medan perang saat dunia di luar sedang terbakar oleh amarah massa?.

Dirilis pada April 2025, film ini memadukan elemen thriller, aksi, dan drama sosial dalam satu kemasan yang penuh ledakan emosi. Mengusung latar tahun 2027, cerita ini mencerminkan ketegangan yang sangat relevan dengan dinamika sosial dan politik Indonesia masa kini.

Baca juga: Sedang Tren Sekarang! 10 Rekomendasi Film Netflix 2025

Sinopsis: Terjebak dalam Sekolah dan Kekacauan

Film ini mengikuti kisah Edwin (Morgan Oey), seorang guru pengganti yang datang ke sebuah pusat rehabilitasi remaja bernama Thorn High untuk mencari keponakannya yang menghilang. Namun, keadaan segera berubah mencekam ketika kerusuhan rasial pecah di luar sekolah dan memicu kekacauan besar.

Bukannya menemukan solusi, Edwin justru terjebak dalam gedung sekolah yang dipenuhi para remaja dengan masa lalu kelam dan sikap agresif. Tanpa akses ke dunia luar dan dengan kekacauan yang semakin mendekat, ruang kelas berubah menjadi ruang bertahan hidup yang brutal dan tak terduga.

Aktor dan Akting: Performa Penuh Intensitas

Edwin (Morgan Oey), menggambarkan seseorang yang berjuang secara fisik maupun mental. Penampilannya membumi, penuh kepanikan yang terasa nyata, membuat penonton larut dalam situasi menegangkan.

Omara Esteghlal, Hana Malasan, dan Satine Zaneta pun tampil solid dalam peran mereka sebagai remaja penghuni Thorn High. Ada dinamika kuat antar karakter yang membuat konflik terasa hidup, bukan sekadar tempelan naskah.

Kehadiran Fatih Unru dan Endy Arfian sebagai karakter pendukung memperkaya lapisan cerita. Masing-masing karakter memiliki sisi abu-abu, membuat kita bertanya-tanya siapa yang sebenarnya bisa dipercaya.

Penyutradaraan dan Sinematografi: Intens, Penuh Tekanan

Sebagai sutradara, Joko Anwar kembali menunjukkan keahliannya dalam membangun atmosfer penuh tekanan. Dalam film ini, ia berhasil membuat satu lokasi tertutup seperti sekolah bisa terasa luas namun sekaligus menyesakkan.

Penggunaan kamera handheld, pencahayaan minim, dan desain suara realistis menciptakan suasana yang menegangkan dari menit pertama. Penonton seolah ikut terjebak bersama para tokoh dalam gedung yang penuh ancaman dan rasa tidak aman.

Tak hanya visual, pengaturan tempo narasi juga menjadi kekuatan film ini. Ketegangan dibangun perlahan namun pasti, hingga mencapai puncak yang brutal dan mengejutkan.

Isu Sosial dan Pesan Moral: Kritik Terselubung tentang Kekerasan dan Rasialisme

Melalui karakter-karakter remaja yang bermasalah, film ini mempertanyakan efektivitas sistem rehabilitasi, serta bagaimana masyarakat cenderung menyalahkan individu tanpa memahami akar permasalahan mereka.

Selain film dikemas dengan suasana mencekam, film ini seakan - akan menyampaikan kritik sosial yang relevan di Indonesia pada masanya. Isu rasialisme, kekerasan sistemik, dan trauma masa lalu dibahas dengan cara yang subtil namun menusuk.

Kelebihan dan Kekurangan Film Pengepungan di Bukit Duri

Kelebihan

  • Plot intens dan menegangkan dari awal hingga akhir.
  • Akting solid dari seluruh pemain, terutama Morgan Oey dan Hana Malasan.
  • Ciri Joko Anwar yang khas: gelap, cerdas, dan berani dalam mengangkat isu sosial
  • Sinematografi efektif, membuat ruang tertutup terasa mencekam.
  • Mengangkat isu sosial sensitif tanpa menggurui.

Kekurangan

  • Beberapa karakter pendukung terasa kurang tergali latar belakangnya.
  • Penonton yang menyukai pacing cepat mungkin merasa bagian awal film sedikit lambat.
  • Ada adegan kekerasan yang cukup eksplisit mungkin kurang cocok untuk penonton sensitif.

Baca juga: Rekomendasi Anime Movie Terpopuler yang Masih Relate di Tahun 2025

Salah Satu Thriller Terbaik Indonesia Tahun Ini

Warginet, jika kamu mencari film karya anak bangsa yang berbeda dari yang lain, penuh ketegangan, serta dibalut dengan isu sosial yang berani maka Pengepungan di Bukit Duri wajib masuk watchlist! Ini bukan sekadar film aksi, tetapi juga refleksi atas kondisi sosial yang mungkin terlalu dekat dengan realita.

Lewat film ini, Joko Anwar kembali membuktikan bahwa ia adalah salah satu sutradara terbaik Indonesia saat ini. Film ini tidak hanya penuh aksi dan menegangkan, tetapi juga memicu diskusi dan renungan bagi para penontonnya atas isu sosial dan realita di Indonesia.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.