Sejarah Palang Merah Indonesia di Jawa Barat


Awal Pembentukan Palang Merah Bandung

 

Pada 9 September 1945, Dr. Djoendjoenan, Kepala Jawatan Kesehatan Kotapraja Bandung, mendirikan organisasi Palang Merah Bandung. Organisasi ini bersifat lokal karena pada waktu itu belum ada perhimpunan Palang Merah Indonesia secara nasional. Palang Merah Bandung menjadi pendahulu bagi Palang Merah Indonesia di Jawa Barat, memainkan peran penting dalam pengembangan layanan kemanusiaan di daerah tersebut.

 

 

Periode Oktober 1945-1949

 

Di tengah situasi yang tegang dengan kedatangan pihak Sekutu dan agresi militer Belanda, Palang Merah Kotapraja Bandung memperkuat perannya dengan meningkatkan kesiagaan rumah sakit dan memperluas jaringan Palang Merah di masyarakat. Dr. Tjokro Hadidjojo ditunjuk sebagai koordinator rumah sakit di Bandung, dengan bantuan dari kepala rumah sakit seperti dr. Moch. Saleh dari Rumah Sakit Cicendo, dr. Admiral dari Rumah Sakit Situsaeur, dan dr. Sudika dari Rumah Sakit Tjitjadas. Institut Pasteur Bandung yang dipimpin oleh dr. Sarjito serta Balai Pengobatan Pasundan dan Balai Pengobatan Waringin juga disiagakan.

 

Organisasi Palang Merah di Bandung dan seluruh Priangan disusun secara cepat, dengan penetapan personalia penanggung jawab kesiagaan di berbagai wilayah yaitu di DKR. Kabupaten Bandung terdiri dari dr Poerwo, dr. Moch. Sastrawinangun, dr. Sanitioso dan dr. Semeroe. Di DKR Sumedang terdiri dari dr. Sanusi Ghalib dan dr. Djoenaedi. Di DKR. Garut terdiri dari dr. Maskawan dan dr. Bahroem, dr. Rachmat, dr. Barnas Alibasjah, dr. Soediono, dr. Sappuan dan dr. Soewondo. Di Ciamis adalah dr. Moeljono dan dr. Soewarto. Selain Tenaga Dokter, Banyak pula Tenaga Medis lainnya yang melibatkan diri seperti perawat, Bidan dan Asisten ApotikerSebagai langkah nyata dalam pengembangan Palang Merah maka dibentuklah “PALANG MERAH NASIONAL INDONESIA DAERAH PRIANGAN” dengan ketuanya dr.Sarjito dan Penulis Sukarman.

 

 

Periode Oktober 1950-Hingga Kini

 

Meskipun Pengurus Besar PMI telah dibentuk pada 17 September 1945, pengelolaan PMI secara berjenjang belum sepenuhnya efektif hingga serah terima dari Nederlands Rode Kruiz Afdeling Indie (NERKAI) kepada Palang Merah Indonesia (PMI) pada 16 Januari 1950. Sebelum serah terima ini, sudah terdapat kepengurusan PMI di tingkat kabupaten dan kota di Jawa Barat seperti Bandung, Sumedang, Garut, dan Tasikmalaya, meskipun belum disahkan oleh Pengurus Besar PMI.

 

Peluang untuk membentuk kepengurusan tingkat provinsi terwujud setelah Anggaran Dasar PMI diperbaiki pada kongres ke-6 yang berlangsung pada 13-16 Desember 1954 di Tawangwangu. Pada 17 Juni 1956, PMI Kota Bandung memainkan peran penting dalam pembentukan kepengurusan PMI tingkat daerah, melibatkan perwakilan dari seluruh PMI Cabang di Jawa Barat, termasuk Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Cianjur, dan Jakarta yang merupakan PMI Cabang untuk wilayah Keresidenan.

 

Ketua pertama PMI Jawa Barat adalah Kosasih Kartasasmita, dengan Chaidir Gazali sebagai sekretarisnya. Pengurus PMI Jawa Barat sebelumnya melaksanakan tugas di jalan Nias No. 2 Bandung dan kemudian pindah bersama PMI Kota Bandung di Jalan Aceh No. 79 pada tahun 1965. Baru kemudian pada bulan Juli 1977 PMI Provinsi Jawa Barat memiliki markas di Jalan Ir. H. Juanda No.436-A Kota Bandung

 

 

 Kesimpulan

 

Sejarah Palang Merah Indonesia di Jawa Barat mencerminkan evolusi organisasi dari tingkat lokal menjadi provinsi yang kuat. Dengan dukungan dan kontribusi berbagai pihak, PMI Jawa Barat terus berkomitmen untuk memberikan layanan kemanusiaan dan kesehatan yang signifikan di wilayahnya hingga saat ini.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh zahra nisrina shaumi
  • 12, Sep 2024
Perkiraan Cuaca di Garut pada 12 September 2024