Sejarah Parsel atau Hantaran di Indonesia

Parsel atau hantaran biasanya merupakan sekeranjang makanan atau barang yang disusun dan dihias rapi dan kemudian diberikan kepada orang-orang terkasih di hari-hari besar salah satunya adalah hari raya Idul Fitri. Parsel juga merupakan simbol kebahagiaan sehingga ketika kita memberikan parsel kepada orang-orang tercinta sama dengan membagi dan menyebar kebahagiaan.

Tradisi parsel ini sudah ada sejak zaman Belanda. Ketika zaman Belanda orang-orang Belanda yang tinggal di Indonesia terutama orang Belanda yang bekerja di bidang pemerintahan akan memberikan sebuah hantaran berisi kue-kue khas Eropa kepada para Bupati atau bangsawan pribumi ketika hari-hari besar berlangsung salah satunya adalah hari raya Idul Fitri.

Begitu juga dengan orang-orang pribumi seperti Bupati dan para bangsawan pribumi yang akan memberikan hantaran berupakan makanan dan kue tradisional khas nusantara dan diberikan kepada orang-orang Belanda di hari-hari besar seperti hari raya Natal. Selain sebagai sebuah hantaran untuk merayakan hari-hari besar ataupun perayaan lainnya parsel juga merupakan hantaran makanan yang diberikan kepada para pejuang yang berperang di medan perang.

Di zaman Belanda sering terjadi perang dan para laki-laki pergi berperang, sedangkan perempuan tidak diperbolehkan untuk berperang sehingga para perempuan ini bergabung dan ingin membantu para laki-laki yang ada di medan perang dengan cara memberikan makanan. Para perempuan akan memasak dan mengepak makanan ke dalam sebuah kotak yang kemudian kotak ini akan dibawa oleh para prajurit ke medan perang.

Tradisi parsel dan hantaran ini bukanlah hal yang baru bagi masyarkat Indonesia, tradisi ini sudah berlangsung sejak lama dan kemudian terus berlangsung hingga saat ini. Saat ini parsel sudah sangat beragam mulai dari isi, bentuk hingga ukurannya. Bahkan parsel saat ini memiliki bentuk yang unik dan juga kreatif.

‌

Sumber : Vinsensia Dianawanti dalam Fimela.com