Sejarah Singkat Dibangunnya Jalur Rel Kereta Api Jalur Garut - Cikajang


[Illustration : Pinterest (Deskripsi Suasana peresmian pembukaan jalur Garut--Cikajang di Stasiun Cikajang, 31 Juli 1930]

Adanya reaktivasi jalur rel kereta api Cibatu - Garut kemarin pada, Kamis (24/3/2024) yang langsung dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Tohir, kini Garut hadir kembali memiliki stasiun kereta yang aktif setelah puluhan tahun mati suri, tepatnya sejak tahun 1983 stasiun Garut berhenti beroperasi.

Jalur kereta Garut sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 1889, tepat saat masa penjajahan kolonial Belanda masih menginjakan kaki di Indonesia. Keindahan Bumi Parahyangan Indonesia yang ada di Garut khususnya, menjadikan banyak traveler ingin menikmati keindahannya. Maka dari itu dibuatlah jalur kereta api Garut - Cibatu.

Selain untuk kebutuhan transportasi publik, alasan utama yang lain mengapa stasiun Garut - Cilawu dibangun yaitu sebagai alat trasportasi untuk mengangkut barang hasil pertanian dan perkebunan yang laku dipasar dunia. Sebab saat itu, di Eropa sendiri penggunaan angkutan kereta api untuk komoditas pengiriman barang sangat efektif untuk mengatasi permasalahan pengankutan barang secara massal dan berhasil.

Perusahaan kereta api yang membuat jalur saat itu ternyata perusahaan kereta api milik negara dengan nama Staatsspoorwegen atau disingkat SS. Tidak hanya di Garut, perusahaan SS juga membuat jalur akses kereta api di daerah Jawa lainnya guna meningkatkan komoditas pengiriman barang dari pusat - pusat perkebunan yang ada di Pedalaman Priangan. Lintas jalur yang dibangun perusahaan kereta api SS di wilayah priangan diantaranya:

 

- Cikudapateuh - Ciwidey (Tahun 1921 sampai 1924),

- Dayeuhkolot - Majalaya (Tahun 1922),

- Rancaekek - Tanjungsari (1921),

- Cibatu - Garut - Cikajang (1899 sampai 1930),

- Tasikmalaya - Singaparna (Tahun 1911), dan

- Banjar - Cijulang (Tahun 1916 sampai 1921)

 

Sumber:

1. Iwan Hermawan, Jalur Garut - Cikajang : Perkembangan Keretaapian di Selatan Jawa Barat Masa Kolonial , Jurnal Panalungtik Vol. 5, No. 1 2022. 

2.Hakim Ghani on Detik

 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka