Rencana Stasiun Pameungpeuk yang Gagal Terealisasikan Pada Zaman Kolonial
Staatsspoorwegen (SS) yang merupakan perusahaan kereta api milik Indonesia. Mulai beroperasi dari tahun 1875 kerap terus membangun jalur kereta api, khususnya di area Jawa. Pembangunan kereta api ini memberikan dampak pada pengembangan wilayah dan juga membuka daerah yang terisolasi di Jawa sebab minimnya sarana transportasi.
Pembuatan jalur tersebut juga, membuat hubungan antarwilayah di sepanjang wilayah Jawa Barat. Khususnya berkembang hingga daerah pedalaman Priangan yang memiliki sumber daya alam perkebunannya. Pembuatan jalur utama pun dibuat pada tahun 1889 yaitu jalur Buitenzorg - Cilacap dengan tujuan transportasi pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan.
Di tahun yang sama perusahaan SS membuat jalur kereta api untuk jalur Cibatu - Garut yang juga bersamaan dengan jalur utama Buitenzorg - Cilacap. Namun jalur Cibatu - Garut ini kemudian di perpanjang hingga ke Cikajang sampai 28 km yang memang berada di daerah pegunungan yang menjulang tinggi.
Pada rencana awal, jalur Cibatu - Garut ini akan diteruskan hingga Pameungpeuk yang berada di pesisir Selatan Garut dan juga terhubung dengan jalur Banjar - Cijulang. Namun jalur menuju Pameungpeuk ini tidak dapat direalisasikan sesuai rencana awal, sebab adanya resesi ekonomi yang melanda seluruh dunia pada tahun 1930-an.
Walaupun rencana perpajangan jalur menuju Pameungpeuk tidak terealisasikan, ketersambungan antara jalur utama kereta api di Priangan Jawa Barat dapat membuka wilayah selatan Jawa Barat. Maka dari itu komoditas kehutanan, pertanian, dan perkebunan dapat di angkut dan dapat menuju daerah pemasaran dengan mudah.
Sumber:
Iwan Hermawan, Jalur Garut - Cikajang : Perkembangan Keretaapian di Selatan Jawa Barat Masa Kolonial , Jurnal Panalungtik Vol. 5, No. 1 2022.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.