ADVERTISEMENT
Beranda Sri Maharaja Tarusbawa: Pendiri Kerajaan Sunda dan Raja Tarumanagara ke‑13

Sri Maharaja Tarusbawa: Pendiri Kerajaan Sunda dan Raja Tarumanagara ke‑13

22 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Sri Maharaja Tarusbawa: Pendiri Kerajaan Sunda dan Raja Tarumanagara ke‑13. (Source: Open AI)

Sri Maharaja Tarusbawa Kerajaan Sunda era, di mana narasi sejarah perjuangan dan transformasinya dari raja Tarumanagara menjadi pendiri Kerajaan Sunda.

Sosok transformatif dari Kerajaan Sunda, sehingga menjadi sejarah Nusantara yang sangat bermakna, dikenallah Sri Maharaja Tarusbawa. Dia mengakhiri kejayaan Tarumanagara, memulai era baru melalui pendirian Kerajaan Sunda pada abad ke-7 Masehi. 

Peralihan kekuasaan ini tidak hanya berdampak pada struktur politik, tetapi juga menandai lahirnya identitas baru bagi masyarakat Sunda. Kemudian berkembang pesat dalam aspek budaya, spiritualitas, dan pemerintahan. 

Nama Tarusbawa tercatat dalam berbagai sumber naskah kuno, termasuk Carita Parahyangan dan laporan luar negeri, menjadikannya figur penting dalam historiografi klasik Indonesia.

Dalam kajian modern, terutama melalui naskah akademik seperti “Maharaja Tarusbawa dalam Naskah Sunda” di Academia.edu, Tarusbawa digambarkan sebagai raja yang bijaksana, religius, dan penuh perhitungan dalam menghadapi tantangan geopolitik saat itu. 

Baca Juga: Mengenal Kerajaan Mandala Dipuntang, di Bayongbong Garut

Keputusan visionernya untuk memindahkan pusat pemerintahan ke Pakuan dan mengubah nama kerajaan menjadi Sunda bukan hanya strategi politik, tetapi juga langkah pelestarian budaya lokal yang berakar kuat pada identitas Sunda. Tak heran bila Sri Maharaja Tarusbawa Kerajaan Sunda dikenang sebagai peletak dasar peradaban baru di tanah Pasundan.

Menurut naskah Sunda yang tersedia di academia.edu, Tarusbawa merupakan menantu Maharaja Linggawarman dan diangkat sebagai raja ke‑13 Tarumanagara pada 9 Jesta 591 Saka (18 Mei 669 M). Seorang raja yang lahir di Sundapura, sebagai ibu kota Tarumanagara yang menjadi pusat Kerajaan Sunda.

Nama Sri Maharaja Tarusbawa Darmawaskita Manumanggalajaya Sundasembawa dikenal sebagai gelar panjangnya. Lahir di ibu kota Tarumanagara, Sundapura sekaligus sebagai pusat Kerajaan Sunda.

Kerajaan Sunda menjadi nama pengganti dari Tarumanegara, daerah yang ditempatinya itu. Hal tersebut dilakukan untuk mengembalikan kejayaan era Purnawarman.

Ia juga memindahkan ibu kota dari Sundapura yang kini merupakan Kota Bekasi ke Pakuan yang sekarang adalah Bogor, serta mendirikan lima keraton sejajar: Bima, Punta, Narayana, Madura, dan Suradipati (disebut Panca Persada) menurut Carita Parahyangan.

Kemerdekaan Kerajaan Galuh yang terletak di timur Sungai Citarum, diproklamasikan oleh Wretikandayun. Tarusbawa memilih menghindari perang dan menyetujui pemisahan wilayah pada sekitar 670 M. Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas politik di Sunda, serta kualitas kepemimpinannya sebagai raja bijak.

Baca Juga: Daftar Kerajaan yang Pernah Ada di Tanah Garut

Tarusbawa dikenal sebagai pemimpin yang bertangan dingin, karena mampu merangkul wilayah-wilayah lamanya Tarumanagara dengan diplomasi. Ia menyampaikan bahwa pelantikannya kepada penguasa China sebagai penerus sah pada 669 M. 

Hal tersebut menunjukkan recognition internasional terhadap kekuasaannya. Dilansir infogarut dari Merdeka.com menyebutkan bahwa ia dikenal sebagai sosok yang mampu menyatukan wilayah tanpa konflik besar.

Tarusbawa wafat sekitar tahun 723 M pada usia sekitar 91 tahun. Ia digantikan oleh cucunya, yaitu Sanjaya yang lebih dikenal sebagai Prabu Harisdarma, suami Tejakencana. 

Pada saat itu, ia berperan penting berperan sebagai raja kedua di Kerajaan Sunda yang menyatukan Sunda kembali, era Galuh selanjutnya. Ia menyatukan.

Sebagai raja yang memulai era baru, Tarusbawa menjadi simbol kebangkitan dan arah masa depan bagi suku Sunda. Ia tidak hanya berkontribusi dalam politik, tetapi juga dalam struktur budaya, pembentukan pusat kekuasaan baru, dan penyebaran agama Hindu di wilayahnya,

Sri Maharaja Tarusbawa Kerajaan Sunda menjadi tokoh terpenting yang menjadi pembuka Kerajaan Sunda sebagai pengganti Tarumanagara. Pada masa itu, dia menunjukkan peran kepemimpinan yang bijak, diplomatis, serta memiliki reformasi politik budaya yang kuat. Ia mendirikan lima keraton, menyusun geopolitik baru, serta menyerahkan kepemimpinan kepada Sanjaya pasca wafatnya.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.