Stok di Garut Kosong, Ada Wacana Masyarakat Harus Bayar saat Vaksinasi Covid-19


Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana menyampaikan stok vaksin Covid-19 di Kabupaten Garut kosong dan belum mendapatkan lagi pasokan dari pemerintah pusat.

Ia menyebut sebelumnya ada ribuan dosis yang masih tersedia di Garut, namun pemerintah daerah mengembalikannya ke pusat karena hampir kedaluarsa.

Mengutip dari Tribunjabar.id, Nurdin mengaku sudah menerima informasi bahwa ke depannya vaksin tidak lagi gratis alias harus bayar.

Jika harus bayar, kata dia, maka masyarakat harus membelinya dengan berkisar Rp150 ribu per dosis.

"Jadi ada warning politis yang masuk ke saya, bahwa ke depan vaksin itu harus beli, dengar-dengar di angka Rp150 ribu," ucapnya, Selasa (18/10/2022).

"Namun ini baru wacana, belum ada kepastian apakah benar akan diberlakukan seperti itu atau tidak," dikatakannya pula.

Nurdin mengatakan Pemkab Garut tidak akan sanggup jika harus mendatangkan vaksin berbayar. Menurutnya, dana belanja tidak terduga (BTT) saat ini sudah menipis.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani menjelaskan, kosongnya stok vaksin di Garut berdampak pada dihentikannya sementara pelayanan vaksin untuk masyarakat.

Sementara itu, mengutip dari CNN Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuka peluang pembiayaan vaksin Covid-19 dosis lanjutan atau booster tambahan akan dibebankan kepada masyarakat.

Adapun bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan ditargetkan untuk diberikan secara gratis.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menambahkan, vaksin yang dimaksud yaitu booster yang tidak masuk program wajib pemerintah. Artinya, booster berbayar berpeluang diadakan apabila terdapat ketentuan booster boleh lebih dari 1-2 kali.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka