Tarawangsa, Kesenian Tradisional Dari Tatarsunda


[Illustration : https://www.mamansoleman.net/2014/02/tarawangsa-alat-musik-penjaga-jiwa.htm]

Tarawangsa adalah kesenian asal jawa barat, lebih tepatnya terlahir dari masyarajat Sumedang. Kesenian ini memiliki kekhasan dalam alat musiknya, yang dimana alat musiknya ini dimainkan dengan cara digesek. Secara etimologi tarawangsa ini berasal dari tiga kata yakni Ta-Ra-Wangsa, Ta merupakan akronim dari kata Meta berasal dari Bahasa Sunda yang berarti pergerakan, Ra yang berarti api yang agung sama dengan arti Ra dalam Bahasa Mesir analogi dari api yang agung adalah matahari dan Wangsa sinonim dari kata Bangsa.

Tarawangsa berarti ‘Kisah kehidupan bangsa matahari’. Dengan kata lain bahwa kesenian ini digunakan untuk menyambut hasil panen padi yang dimana padi adalah salah satu tumbuhan yang sangat bergantung dari cahaya matahari. Kesenian ini dimaksudkan sebagai symbol dari rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Tarawangsa ini terdiri dari 2 buah alat musik, yang pertama dinamakan tarawangsa itu sendiri, dan cara memainkannya dengan cara digesek dan satu lagi bernama Jentreng dimainkan dengan cara dipetik. Berbeda dengan rebab, Tarawangsa ini terbuat dari kayu yang memiliki leher Panjang dengan jumlah dawai antara 2 samapai 3 utas.

Tarawangsa kerap kali di pertujukan pada masa siklus penanaman padi, yang jika dalam masyarakat agraris tradisional selalu identik dengan sosok Nyai Sri Pohaci/Nyi Pohaci sanghyang Asri, Dewi Asri sebagai dewi padinya masyarakat Sunda. Kesenian ini masih dimainkan namun hanya di daerah yang memiliki tradisi yang kuat. Salah satunya yakni di daerah Rancakalong, Sumedang Jawa barat.

 

Sumber materi : Kemendikbud 

 

 

 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka