Warisan Mandela: Dari Pelukan Arafat hingga Perjuangan Hukum Afrika Selatan untuk Palestina
Nelson Mandela, ikon perjuangan anti-apartheid Afrika Selatan, menjadikan kebebasan rakyat Palestina sebagai bagian integral dari misinya.
Sikap ini dilanjutkan secara tegas oleh pemerintah Afrika Selatan modern menjadi sebuah warisan moral yang menjadi dasar diplomasi serta tindakan hukum internasional saat ini.
Hanya dua pekan setelah dibebaskan dari penjara pada Februari 1990, Mandela terbang ke Lusaka, Zambia, dan bertemu dengan pemimpin Palestina, Yasser Arafat. Pertemuan tersebut bukan sekadar pertemuan simbolis.
Saat itu, Mandela bahkan mengenakan keffiyeh sebagai penutup leher khas Palestina dan menyatakan bahwa kebebasan mereka tidak lengkap tanpa kebebasan rakyat Palestina.
Baca Juga: Serangan Israel Kian Mengerikan di Tengah Harapan Gencatan Senjata, Hampir 19.000 Anak Gaza Tewas
Dukungan itu bukan hanya retorika politik. Selama dekade 1970–1980-an, ANC (Afrika Selatan) menerima pelatihan militer dan logistik dari PLO sebagai bagian solidaritas perjuangan sejati antara dua bangsa tertindas.
Dilansir dari Historia, sebagai Presiden pasca-apartheid, Mandela terus menyuarakan legitimasi hak Palestina untuk merdeka bersamaan dengan pengakuan hak Israel eksis dalam batas aman. Ia tegas menolak pendudukan wilayah seperti Gaza, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan, serta menuntut penyelesaian yang adil melalui solusi dua negara.
Warisan Mandela terus dihidupkan oleh pemerintah Afrika Selatan yang dipimpin ANC, termasuk melalui kasus genosida yang diajukan ke Mahkamah Internasional (ICJ) terhadap Israel atas tindakan militer di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Hal ini mencerminkan konsistensi moral dan politik yang diwariskan Nelson Mandela.
Baca Juga: Trump : Seluruh Wilayah Gaza Tergantung Pada Israel
Beberapa sumber lainnya pun mengatakan hal yang sama, sebagaimana AP News mengulas bagaimana dukungan Mandela terhadap Palestina terus hidup dalam tindakan Afrika Selatan hari ini, termasuk kasus hukum di ICJ. Dukungan ini juga ditegaskan kembali oleh cucu Mandela dan negara-negara yang berpihak baik politis maupun legal.
Adanya pertemuan bersejarah antara Mandela dan Arafat, serta hubungan solidaritas yang terus berlanjut di era pasca-apartheid.
Peran Mandela sebagai simbol solidaritas dalam konteks genosida dan tekad Afrika Selatan mendiskriminasi Israel secara hukum internasional.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.