3 FIlm Lokal yang Perdana Tayang di Ajang Internasional ‘Busan International Film Festival’
Industri perfilman Indonesia terus menunjukkan taringnya di kancah global, di mana tahun ini terdapat tiga film lokal yang perdana ditayangkan secara internasional di BIFF.
Tahun 2025 menjadi momentum penting, ketika tiga film lokal terpilih untuk tayang perdana di ajang internasional prestisius, Busan International Film Festival (BIFF) ke-30 yang berlangsung pada 17–26 September 2025 di Korea Selatan.
Festival film terbesar di Asia ini dikenal sebagai gerbang utama bagi sineas Asia untuk memperkenalkan karya mereka kepada dunia, dan partisipasi film Indonesia menjadi bukti bahwa kualitas sinema Tanah Air kian mendapat tempat di panggung dunia.
Tiga judul yang mewakili Indonesia di BIFF tahun ini adalah Pangku (On Your Lap) garapan Reza Rahadian, Mothernet (Esok Tanpa Ibu) produksi Dian Sastrowardoyo, dan Rangga & Cinta, sebuah adaptasi musikal dari kisah cinta ikonik AADC. Ketiganya masuk dalam program resmi festival, seperti A Window on Asian Cinema dan Vision, yang diperuntukkan bagi film-film dengan kekuatan artistik tinggi dari Asia.
Keterlibatan aktor dan sineas papan atas serta penggarapan yang matang membuat ketiga film lokal ini tidak hanya tampil sebagai wakil Indonesia, tetapi juga membawa misi memperluas jangkauan cerita Indonesia ke penonton global.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Drakor Tentang Anak Sekolah, Bikin Warginet Jadi Mengenang Masa Muda!
Tiga FIlm yang Tayang di BIF
1. Pangku (On Your Lap)
Pangku (judul internasional On Your Lap) bercerita tentang Sartika (diperankan oleh Claresta Taufan), seorang perempuan muda yang hamil dan merantau ke jalur Pantura demi masa depan anaknya. Di sana ia bertemu dengan Maya (Christine Hakim), pemilik warung kopi lokal.
Dalam perjuangannya, Maya merawat Sartika hingga Sartika melahirkan, lalu menawarkan pekerjaan sebagai barista kopi pangku, yaitu fenomena kopi pangku, merupakan seorang perempuan duduk di pangkuan laki-laki sambil menyajikan kopi dan mendampingi ngobrol. Di situ pula, Sartika bertemu Hadi (Fedi Nuril) dan hubungan mereka menambah lapisan emosional dalam kisahnya.
Film yang disutradarai oleh Reza Rahadian serta diproduseri oleh Arya Ibrahim dan Gita Fara ini akan melakukan world premiere di BIFF 2025, masuk program Vision Asia. Ajang BIFF ke‑30 berlangsung dari 17–26 September 2025. Film ini juga dijadwalkan rilis di bioskop Indonesia mulai 6 November 2025.
2. Mothernet (Esok Tanpa Ibu)
Mothernet (judul lokal Esok Tanpa Ibu) menceritakan kisah emosional seorang remaja bernama Rama, diperankan oleh Ali Fikry yang sangat bergantung pada ibunya yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo. Saat tragedi membuat sang ibu meninggal, Rama merasa dunianya runtuh.
Dalam kesendiriannya, muncul I-BU, sebuah program AI yang dirancang oleh temannya untuk menggantikan kehadiran ibu yang telah tiada. Selain itu, ada konflik emosional dengan ayah, dan proses menyembuhkan luka batin tentang kehilangan, serta belajar ikhlas dan menemukan kembali makna dari hubungan keluarga.
Film ini disutradarai oleh Ho Wu-ding, serta disutradarai oleh Shanty Harmayn, Dian Sastrowardoyo, Aoura Lovenson dan Winnie Lau. Mothernet / Esok Tanpa Ibu melakukan world premiere di BIFF 2025, dan masuk dalam program Vision Asia. Ajang BIFF‑30 yang ke‑30 menjadi tempat perdana untuk film ini dipertontonkan di panggung internasional.
Baca Juga: 5 Film Animasi Keluarga yang Seru! Cocok untuk Quality Time Bersama Keluarga
3. Rangga & Cinta
Rangga & Cinta adalah adaptasi / versi musikal baru dari film legendaris Ada Apa Dengan Cinta? (AADC, 2002). Ceritanya kembali menghidupkan karakter Rangga dan Cinta, tetapi dengan wajah baru dan dalam format musikal. (Detail plot spesifik seperti perbedaan kisah atau twist belum sepenuhnya tersedia di publik per sumber yang saya temukan).
Film yang disutradarai oleh Riri Riza ini diperankan oleh El Putra Sarira sebagai Rangga, Leya Princy sebagai Cinta. Rangga & Cinta akan melakukan world premiere di BIFF 2025, masuk dalam program A Window on Asian Cinema. Jadwal pemutaran perdana dunia adalah 18 September 2025 di Busan.
Tiga film lokal yang akan perdana tayang di ajang internasional seperti BIFF ini, menunjukkan bahwa sinema Indonesia semakin matang dalam memproduksi karya dengan kualitas global. Film lokal tak lagi hanya fokus pasar domestik, tetapi siap menyapa dunia melalui ajang internasional seperti BIFF. Ke depannya, semoga lebih banyak lagi film lokal yang mendapatkan kesempatan serupa, memperkuat profil perfilman Indonesia di peta dunia.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.