Beranda 5 Tanda Anak Kekurangan Gizi, Begini Cara Mengatasinya!
ADVERTISEMENT

5 Tanda Anak Kekurangan Gizi, Begini Cara Mengatasinya!

1 jam yang lalu - waktu baca 4 menit
5 Tanda Anak Kekurangan Gizi, Begini Cara Mengatasinya! (Source: Freepik/@gpoinststudio)

Kekurangan gizi pada anak bukan sekadar masalah fisik ringan yang dapat berdampak jangka panjang pada pertumbuhan, perkembangan intelektual, bahkan risiko penyakit di kemudian hari.

Menjaga kesehatan anak sejak dini adalah kunci agar mereka tumbuh optimal dan kuat menghadapi tantangan kehidupan. Salah satu indikator penting adalah memastikan mereka tidak mengalami tanda anak kekurangan gizi menjadi suatu kondisi yang bila dibiarkan bisa menimbulkan dampak fisik maupun kognitif jangka panjang. Oleh karena itu, mengenali sinyal awal kekurangan gizi adalah tanggung jawab setiap orang tua dan pengasuh.

Dalam artikel ini, akan dibahas lima tanda umum anak kekurangan gizi yang sering terlambat terdeteksi, serta langkah‑langkah praktis untuk mengatasinya berdasarkan rekomendasi medis dan standar gizi yang berlaku.

Baca Juga: Bukan Cuma Nasi, Ini 11 Sumber Makanan dengan Kandungan Karbohidrat Tinggi

Tanda Anak Kekurangan Gizi

Dilansir dari laman KlikDokter, terdapat lima tanda anak kekurangan gizi, sehingga perlu sangat diperhatikan oleh para orang tua, antara lain: 

1. Pertumbuhan Terhambat (Berat Badan Rendah dan Badan Kurus)

Anak yang kekurangan gizi sering memiliki berat badan lebih rendah dari rata‑rata untuk usianya, atau menunjukkan tubuh kurus dibanding teman seusianya. KlikDokter menjelaskan bahwa gizi kurang dapat diidentifikasi ketika berat badan anak berada di bawah standar usia atau anak tampak lebih pendek dibanding anak seusianya.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggunakan indikator seperti stunting, di mana tinggi badan rendah untuk usia yang seharusnya dan wasting, di mana berat badan rendah untuk tinggi badan tertentu, sehingga mempengaruhi terhadap penilaian malnutrisi pada anak.

2. Mudah Sakit dan Daya Tahan Tubuh Menurun

Anak dengan kekurangan gizi cenderung lebih sering jatuh sakit seperti batuk, pilek, infeksi atau diare karena sistem imun tubuhnya melemah. Anak yang gampang sakit menjadi salah satu ciri awal kurang gizi. Kekurangan nutrisi, terutama vitamin dan mineral seperti zat besi, vitamin A dan zinc, berdampak pada kemampuan tubuh melawan infeksi.

3. Kulit dan Rambut Bermasalah (Kering, Rontok, Kusam)

Perubahan kondisi kulit dan rambut sering menjadi sinyal visual kekurangan nutrisi. Kulit bisa menjadi kering, bercak atau mengelupas, mudah memar, serta rambut menjadi tipis, kering, atau mudah rontok. Pada kasus gizi buruk tipe kwashiorkor, rambut anak bisa berubah warna (menjadi kemerahan) dan lebih mudah rontok.

4. Kesulitan Konsentrasi, Lelah, atau Aktivitas Menurun

Kurangnya nutrisi yang mendukung fungsi otak dan organ tubuh dapat muncul sebagai gejala perilaku: anak tampak lelah, lesu, kurang bersemangat, sulit fokus atau gampang marah. KlikDokter menyebut keterlambatan bicara sebagai salah satu indikasi problem gizi khususnya vitamin B12, dan Orami menyebut gangguan fungsi mental dan gangguan perilaku sebagai gejala kurang gizi.Anak kurang gizi mungkin tidak aktif, rewel, atau memiliki nafsu makan yang menurun.

5. Luka Lama Sembuh, Gusi Berdarah, Gangguan Mulut & Gigi

Kekurangan vitamin dan mineral seperti vitamin C, vitamin K, dan kalsium bisa membuat luka sulit sembuh, gusi mudah berdarah, gigi mudah berlubang, atau mulut sering sariawan. Infeksi berkepanjangan atau sosok tubuh yang kurang gizi juga bisa memicu gangguan pencernaan seperti diare kronis yang dapat memperparah penyerapan nutrisi. 

Baca Juga: Buah Potong Lebih Baik dari Buah di Jus, Ini Faktanya

Cara Mengatasi Kekurangan Gizi pada Anak

1. Pastikan Asupan Gizi Seimbang

  • Sesuaikan menu harian agar mengandung makronutrien (karbohidrat, protein, lemak sehat) dan mikronutrien (vitamin, mineral).

  • Perbanyak makanan kaya protein (daging, ikan, telur, susu, kacang-kacangan), sayur dan buah untuk vitamin & mineral, serta sumber lemak sehat.

  • Hindari konsumsi berlebihan makanan cepat saji atau junk food karena biasanya miskin nutrisi padat.

2. Optimalkan Pemberian ASI & MPASI

  • Untuk bayi usia < 6 bulan: ASI eksklusif sangat dianjurkan.

  • Mulai MPASI sesuai usia, dengan tekstur dan komposisi gizi yang sesuai: padat gizi, beragam bahan makanan.

3. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan

  • Jika tanda kurang gizi mulai muncul atau sudah berat, segera bawa ke dokter anak atau ahli gizi untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.

  • Dokter mungkin merekomendasikan suplemen zat besi, vitamin, atau terapi nutrisi sesuai kondisi anak.

4. Pemantauan Tumbuh Kembang Secara Rutin

  • Gunakan grafik pertumbuhan (berat badan, tinggi badan, BB/TB) sesuai standar WHO agar perkembangan anak bisa dipantau secara objektif.

  • Lakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan anak secara berkala (misalnya tiap bulan) serta evaluasi bila ada deviasi dari kurva pertumbuhan.

5. Perbaiki Hygiene, Sanitasi, dan Lingkungan

  • Pastikan kebersihan makanan, lingkungan, dan sanitasi agar penyakit infeksi (seperti diare) tidak memperburuk kondisi gizi.

  • Imunisasi lengkap agar anak terlindungi dari penyakit yang bisa mengganggu penyerapan nutrisi.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.