6 Profil Bupati Garut yang Tak Banyak Orang Tahu
Bupati menjadi sosok yang penting bagi wilayahnya. Namun terkadang, informasi mengenai profil sosok bupati dari tahun ke tahun sering susah untuk ditemukan.
Siapa yang tahu bupati setiap wilayahnya dari awal sampai tahun sekarang. Pastinya kesediaan internet seperti Google akan menyediakan banyak informasi mengenai profil Bupati yang akan dicari.
Namun, ada beberapa informasi yang sedikit di dapat ketika mencari profil Bupati Garut. Berikut terdapat 6 profil Bupati Garut yang tak banyak orang tahu, dan informasinya masih minim di internet.
Baca juga: Si Gombar: Sang Legenda Kereta Api Uap dari Garut yang Mengukir Kenangan
1. R.A.A. Kusumadinata (1831-1833)
R.A.A. Kusumadinata menjabat sebagai Bupati Garut ke-2 dari tahun 1831 hingga 1833, menggantikan bupati sebelumnya, R.A.A. Adiwijaya. Setelah masa jabatannya di Garut selesai, ia kemudian menjabat sebagai Bupati Sumedang ke-16 pada tahun 1833-1834, menggantikan pamannya, Dalem Adipati Kusumayuda.
Ia dikenal juga dengan nama Dalem Alit dan merupakan mertua dari Tumenggung Jayadiningrat. Pada tahun 1837 ia mengganti namanya menjadi Raden Tumenggung Koesoemadinata
2. Tumenggung Jaya Diningrat (1833-1871)
Bupati selanjutnya diteruskan oleh menantunya (R.A.A Kusumadinata), yaitu Tumenggung Jayadiningrat pada tahun (1833-1871). Ia memiliki dua putri dan salah satu diantara mereka merupakan istri dari Tumenggung Jaya Diningrat. Tumenggung diangkat menjadi Bupati Garut menggantikan mertuanya yang diangkat menjadi Bupati Sumedang
3. R.A.A. Soeria Kartalegawa (1915-1929)
R.A.A. Soeria Kartalegawa (1915-1929) adalah Bupati Garut ke-6. Ia merupakan cucu dari Raden Hadji Moehammad Moesa yang merupakan sastrawan Sunda dan Ketua Penghulu Limbangan.
Pada masa di mana ia mengawasi kemajuan pariwisata namun juga menghadapi kekacauan politik akibat radikalisme rakyat pribumi dan dampak Perang Dunia I.
Soeria Kartalegawa terlahir dari keluarga yang dikenal dekat dengan pemerintah kolonial Belanda, di mana ayahnya aktif dalam organisasi yang menentang gerakan kebangsaan Indonesia.
Kepemimpinannya di Garut bertepatan dengan gejolak anti-kolonialisme, yang menyebabkan pemerintah menganggapnya gagal dalam menangani situasi. Meskipun sempat disarankan untuk diberhentikan, ia tetap dipertahankan.
4. R. Kalih Wiraatmadja (1945-1948)
R. Kalih Wiraatmadja adalah Bupati Garut yang diangkat oleh Pemerintah Tentara Jepang untuk mengganti R.T. Endung Suriaputra. di masa kepemimpinannya terjadi bentrokan besar diantara Pemuda Garut dengan Tentara Jepang.
Akhirnya ia mengadakan perundingan dengan kolonel Akano untuk mengjasilkan kesepakatan kelmpok pemuda dengan Jepang dalam menjaga ketertiban Garut. Namun, tentara Jepang melanggar apa yang menjadi kesepakatan dalam perundingan yang sudah dilakukan.
Baca juga: Mengenal KH. Anwar Musaddad, Pencetus UIN di Indonesia Asal Garut
5. Hasan Wirahadikusumah (1974-1978)
Selaam menjadi Bupati Garut, di awal masa pemerintahannya Hasan Wirahadikusumah sudah membuka sebanyak 73 SD Inpres di seluruh wilayah Garut. Hasan Wirahadikusumah,lahir di Tanjungsari, Sumedang, 13 Oktober 1930.
Setelah menjadi BUpati Garut, Hasan Wirahadikusumah diangkat menjadi BupatiKabupaten Bogor pada tahun 1982. Ia juga merupakan adik dari Wakil Presiden RI ke-4, Umar Wirahadikusumah .
6. Toharudin Gani (1993-1998)
Toharudin Gani menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1993-1998. Ia adalah seorang politikus Indonesia kelahiran Tasikmalaya. Pada masa pemerintahannya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami penurun pada tahun 1998 disebabkan oleh kemunculan krisis ekonomi.Ia mengembangkan Tomat TG 105 merupakan varietes lokal Garut.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.