7 Julukan yang Membuat Kota Garut Semakin Istimewa
Garut, kota di kaki pegunungan Jawa Barat ini menyimpan pesona yang tak habis-habisnya untuk dijelajahi. Dengan alam yang menakjubkan dan budaya yang kaya, Garut mendapat banyak julukan yang masing-masing memiliki kisah unik. Mulai dari sebutan “Swiss van Java” hingga “Kota Domba,” setiap julukan ini bukan sekadar nama, tetapi mengandung sejarah, tradisi, dan keindahan yang membuat Garut menjadi istimewa. Inilah beragam julukan Garut dan kisah di baliknya.
1. Swiss van Java
Julukan ini pertama kali muncul pada awal abad ke-20 ketika para kolonial Belanda yang datang ke Garut merasa kota ini sangat mirip dengan Swiss. Bukan tanpa alasan, Garut memang memiliki lanskap pegunungan yang indah, udara yang sejuk, dan sungai yang mengalir jernih. Diapit oleh Gunung Guntur, Gunung Cikuray, dan Gunung Papandayan, Garut menawarkan pemandangan pegunungan yang menyejukkan, mirip dengan keindahan alam Swiss.
Hotel-hotel mulai bermunculan, dan Garut pun menjadi destinasi favorit para wisatawan, termasuk pejabat Belanda. Julukan ini hingga sekarang tetap melekat, menarik wisatawan yang ingin merasakan nuansa alam pegunungan yang romantis dan asri.
2. Mooi Garoet
Ungkapan “Mooi Garoet” merupakan bentuk kekaguman para kolonial Belanda terhadap kecantikan alam Garut. Kata “mooi” dalam bahasa Belanda berarti “indah” atau “elok.” Garut yang dihiasi pegunungan hijau, sawah yang subur, dan desa-desa yang asri menjadi daya tarik luar biasa bagi para meneer yang datang ke sana. Julukan ini menggambarkan Garut sebagai kota yang memikat hati siapa saja yang memandangnya, sebuah “Mooi Garoet” atau “Garut yang Elok.”
3. Kota Intan
Presiden pertama Indonesia, Soekarno, memberikan julukan “Kota Intan” pada Garut saat ia mengunjungi kota ini di tahun 1960-an. Ketika melihat atap rumah di sekitar Jayaraga yang dicat putih dan memantulkan cahaya, Soekarno merasa seolah-olah ia melihat kilauan intan. Selain itu, julukan “Kota Intan” ini juga memiliki akronim yang berarti “Indah, Tertib, Aman, dan Nyaman,” yang diharapkan menjadi identitas kota Garut. Hingga kini, julukan ini tetap diingat dan menjadi simbol keindahan serta kebersihan kota Garut.
4. Kota Dodol
Dodol Garut adalah salah satu oleh-oleh yang wajib dibawa pulang oleh wisatawan. Sejak dikenalkan pertama kali pada tahun 1920-an, dodol Garut terus berkembang menjadi salah satu ikon kuliner Jawa Barat. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang manis membuat dodol khas Garut ini disukai oleh berbagai kalangan, bahkan hingga mancanegara. Kepopuleran dodol ini membuat Garut mendapat julukan “Kota Dodol.” Dodol menjadi salah satu warisan budaya kuliner yang telah mengharumkan nama Garut sebagai kota penghasil camilan manis yang berkualitas.
5. Gurilaps
“Gurilaps” adalah singkatan dari Gunung, Rimba, Laut, dan Pantai, menggambarkan keragaman alam yang ditawarkan Garut. Dari pegunungan yang tinggi hingga pantai selatan yang luas, Garut memiliki banyak destinasi yang cocok untuk para pencinta alam dan petualangan. Kawah Papandayan dengan pemandangan belerangnya yang eksotis, hutan rimba yang menantang, dan Pantai Santolo di selatan Garut menawarkan pengalaman wisata yang beragam. Kata “gurilap” dalam bahasa Sunda juga berarti gemerlap, cocok menggambarkan betapa menarik dan memikatnya pesona alam Garut.
6. Kota Domba
Domba Garut adalah salah satu hewan ternak khas yang telah menjadi kebanggaan masyarakat Garut. Domba-domba ini memiliki karakteristik tubuh yang kokoh dan berwajah garang, hasil persilangan antara domba lokal dengan domba dari Afrika Selatan dan Australia. Kegagahan dan keberanian domba Garut membuatnya cocok dijadikan domba adu, sebuah tradisi yang diwariskan turun-temurun di Garut. Acara adu domba pun menjadi daya tarik wisata tersendiri dan semakin menguatkan julukan “Kota Domba” sebagai simbol kekuatan dan ketangguhan Garut.
7. Kota Pangirutan
Julukan “Kota Pangirutan” menggambarkan betapa Garut bisa meninggalkan kesan mendalam bagi setiap orang yang pernah berkunjung. Kata “pangirutan” dalam bahasa Sunda berarti “rindu” atau “kerinduan.” Alamnya yang indah, masyarakatnya yang ramah, dan suasana kota yang damai membuat banyak orang merasa rindu untuk kembali. Salah satu pengunjung terkenal yang merasakan kerinduan ini adalah Charlie Chaplin, aktor legendaris dari Hollywood yang mengunjungi Garut dua kali pada tahun 1927 dan 1935. Ketika ditanya mengapa ia datang kembali, Chaplin mengatakan bahwa Garut adalah tempat yang selalu memanggilnya kembali.
Beragam julukan yang dimiliki Garut membuktikan bahwa kota ini bukanlah kota biasa. Setiap julukan mencerminkan bagian-bagian berbeda dari kota ini, dari keindahan alamnya, kekayaan kulinernya, hingga tradisi dan kebudayaannya yang kuat. Garut bukan hanya tempat wisata, tetapi juga kota yang kaya akan cerita dan kenangan.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.