Asal-Usul Jaket Kulit Garut, Produk Asli Garut yang Melegenda hingga Mancanegara


Selain terkenal dengan dodolnya, produk kulit asli Garut juga tidak kalah menarik untuk dijadikan sebagai oleh-oleh.

Dari sekian banyak olahan kulit yang dipasarkan, jaket kulit adalah salah satu produk yang paling banyak dicari.

Nah, berikut ini adalah sejarah singkat perkembangan jaket kulit asli Garut yang penting kamu tahu.

Sejarah Awal Mula

Foto: beritagar.id/kusumadirezza

Menurut sejarahnya, pada tahun 1930-an jaket kulit pertama kali digunakan oleh seorang penerbang saat perang dunia kedua dengan sebutan flight leather jacket. Para penerbang ini mengenakan jaket kulit untuk melindungi tubuh mereka dari suhu udara yang ekstrim saat melakukan penerbangan.

Sementara di Indonesia, industritri kulit mulai berkembang sejak tahun 1970-an. Kemudian di tahun 1975 -1990, bermunculan sentra – sentra industri kulit seperti di Magetan, Garut, dan Madiun. Di tahun yang sama terjadi peningkatan jumlah pabrik dari sekitar 200 pabrik menjadi 500 pabrik.

Kulit Domba sebagai Bahan Utama Jaket Kulit

 

Foto: beritagar.id/kusumadirezza

Sejak saat itu, masyarakat Garut khususnya daerah kampung Sukaregang, berinisiatif membuat inovasi baru dengan memanfaatkan kulit domba sebagai bahan utama produk kulit asli garut.

Masyarakat Garut pada saat itu, mengenal kulit domba sebagai kulit dengan kualitas terbaik karena teksturnya yang sangat lembut dan mewah. Sifat alami dari kulit domba yang ringan dan memberikan sentuhan istimewa, sangat cocok untuk pembuatan jaket.

Sudah Terkenal Hingga Mancanegara

 

 

Foto: beritagar.id/kusumadirezza

Menurut data yang diperoleh dari Disperindag Kabupaten Garut, sebanyak 20% kebutuhan kulit dalam negeri, dengan jumlah mencapai 70.000 ton/ tahun dipasok dari sentra penyamakan kulit Sukaregang dan melibatkan lebih dari 1285 tenaga kerja.

Hingga saat ini terdapat 330 unit usaha penyamakan dan pengolahan kulit yang tersebar hampir di seluruh pelosok Kampung Sukaregang Kota Wetan, Garut kota dengan luas areal 79 hektar. Bahkan beberapa unit usaha tidak hanya menyuplai pengadaan kulit dalam negeri, tetapi berhasil menembus pasar luar negeri, seperti Jepang, Hongkong, hingga Korea.

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka