Beranda Bagaimana Hukum Adu Domba Garut di Dalam Islam?
ADVERTISEMENT

Bagaimana Hukum Adu Domba Garut di Dalam Islam?

3 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Adu Domba Garut | Pemprov Jabar

Kabupaten Garut memiliki satu tradisi yang tumbuh sejak lama. Tradisi itu ialah kontes seni ketangkasan domba Garut; domba-domba jantan akan saling diadu untuk menampilkan kekuatan dan kemampuan si domba saat bertanding.

Kontes ini menjadi ajang bergengsi karena merupakan tempat peternak bisa menunjukkan hasil kerja keras mereka dalam merawat domba. Kontes ini pun tidak hanya diadakan di Garut, tetapi juga di berbagai daerah lain di Jawa Barat.

Hadiahnya pun tak tanggung-tanggung; jika yang mengadakan kontes adalah instansi pemerintah, hadiah juara yang diberikan bisa berupa motor, kulkas, sapi, sampai trofi bergilir. Kendati demikian, bagaimana Islam memandang tradisi yang satu ini?

Baca Juga: Kontes Seni Ketangkasan Domba Garut: Sejarah, Lokasi Kontes, dan Hukumnya dalam Islam

Bagaimana Hukum Adu Domba Garut dalam Islam?

Sebenarnya, mengadu dua ekor kambing untuk bertarung jelas menyakiti kedua hewan tersebut. Baik domba yang menang maupun kalah bertarung, hakikatnya kedua domba tetap dapat merasakan sakit sehingga muncullah banyak pro-kontra terkait hal ini.

Hadits Riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari sahabat Ibnu Abbas ra. Imam Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad meriwayatkan:

عن ابن عباس قال نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّحْرِيشِ بَيْنَ الْبَهَائِم

Artinya: Dari sahabat Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah saw. melarang (kita) mengadu binatang (HR Abu Dawud dan At-Timidzi).

Sama halnya dengan kutipan yang diambil dari Kitab Raudhatut Thalib berikut ini:

قَالَ الْحَلِيمِيُّ وَيَحْرُمُ التَّحْرِيشُ بَيْنَ الْكِلَابِ وَالدُّيُوكِ لِمَا فِيهِ مِنْ إيلَامِ الْحَيَوَانِ بِلَا فَائِدَةٍ وَقَالَ ابْنُ سُرَاقَةَ فِي أَدَبِ الشُّهُودِ وَيَحْرُمُ تَرْقِيصُ الْقُرُودِ لِأَنَّ فِيهِ تَعْذِيبًا لَهُمْ وَفِي مَعْنَاهُ الْهِرَاشُ بَيْنَ الدِّيكَيْنِ وَالنِّطَاحُ بَيْنَ الْكَبْشَيْنِ

Artinya: Al-Halimi mengatakan bahwa hukum mengadu anjing dan (menyabung) ayam haram karena menyakiti hewan tanpa manfaat. Ibnu Suraqah dalam Kitab Adabus Syuhud menyatakan, hukum memaksa kera menari haram karena di dalamnya mengandung unsur penyiksaan. Serupa dengan pengertian "memaksa menari" adalah menyabung dua ekor ayam dan mengadu dua ekor kambing (Ibnul Muqri, Raudhatut Thalib, [Beirut, Darul Fikr: tanpa tahun], juz XXII, halaman 415).

Tak hanya itu, Majlis al-Majma’ (Majelis Fikih Islam Internasional) turut menghukumi bahwa mengadu hewan adalah perbuatan yang haram. Adu hewan di sini termasuk onta, domba, ayam, dan jenis hewan lain yang menyebabkan hewan tersebut terluka atau bahkan terbunuh.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa hukum mengadu hewan, termasuk domba, adalah haram karena dianggap menyakiti hewan tersebut. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan perintah agama Islam yang meminta umatnya untuk menyayangi seluruh makhluk hidup di bumi.

Pelaku yang mengadu binatang akan mendapatkan dosa. Menyadur dari NU Online, orang yang menyiksa dan menyakiti binatang tanpa hak kelak akan ditimpa dengan siksaan yang pedih di akhirat.

Islam Mengajarkan Manusia untuk Menyayangi Hewan

Islam mengajarkan umatnya untuk menyayangi seluruh makhluk hidup, termasuk hewan. Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin pernah berkata:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk berbuat baik pada hewan ternak. Hendaklah manusia memperlakukan hewan ternak dengan cara yang baik. Jangan bebani hewan tersebut pada sesuatu yang ia tidak mampu. Jangan pula mengurangi makan dan minumnya.” (Syarh Riyadhus Sholihin, 4: 593-594).

Domba merupakan hewan ternak. Selayaknya hewan ternak yang dibudidayakan dan dimanfaatkan untuk diambil daging, susu, bulu, dan bagian lain dari tubuhnya, sudah sepatutnya manusia memperlakukan domba dan hewan lainnya dengan baik.

Hewan harus diperlakukan secara manusiawi dengan tidak menyakiti dan menyiksanya, memberi makan dan minum yang layak, dan menghargai hak hidupnya.

Baca Juga: Domba Garut Betina: Ciri dan Bedanya dengan Jantan serta Harganya dari Kelas A sampai Super

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.