Budaya Unik Garut : Ngadu Bako dari Samarang Garut


Ngadu bako adalah budaya daerah yang masih dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Bila dilihat dari namanya ngadu bako dalam bahasa sunda berarti “bertarung tembakau”. Namun, budaya ngadu bako ini bukan bertarung tembakau melainkan istilah yang dipakai untuk aktivitas silaturahmi.

Jadi budaya ngadu bako adalah budaya bersilaturahmi, berkumpul dengan keluarga (ngawangkong). Lalu kenapa diberinama ngadu bako? Karena pada saat berkumpul bersama ini mereka sembari menikmati tembakau, sehingga kata bako ini diambil dari hal tersebut.

Kecamatan Samarang merupakan daerah penghasil tembakau sehingga mereka memanfaatkan bakau yang mereka olah sendiri. Biasanya pelaku budaya ngadu bako ini adalah petani tembakau. Ngadu bako biasanya dilakukan saat masa panen tembakau saat keadaan tembakau sedang bagus-bagusnya.

Budaya ngabako juga merupakan salah satu bentuk syukur kepada tuhan yang maha kuasa dan juga sebagai media untuk mengenang karuhun (nenek moyang). Para pelaku budaya menyebutkan bahwa tembakau memiliki aroma yang khas, di mana aroma itu membuat mereka bernostalgia dan mengingat momen-momen kebersamaan bersama keluarga mereka di masa lalu. 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka