Cisurupan di Mata Belanda


Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia tepatnya pada tahun 1900-1930an Garut diciptakan oleh pemerintah Hindia Belanda menjadi sebuah area wisata. Tentunya bukan tanpa alasan, pemilihan Garut sebagai daerah wisata ini dikarenakan alam Garut yang indah yang sempat viral di kalangan wisatawan Eropa melalui surat pos yang terdapat gambar alam Garut hasil jepretan fotografer Thilly Weissenborn.

Salah satu daerah wisata favorit para turis Eropa adalah Cisurupan, wilayah yang diapit oleh Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray sehingga memiliki pemandangan yang luar biasa indah dan udara khas pegunungan yang sejuk. Kawasan Cisurupan dijuluki sebagai “een weelde voor het oog” yang artinya pemandangan yang menyejukkan mata.

Jarak Wilayah Cisurupan juga memiliki akses yang baik, para turis bisa menjangkau Cisurupan dengan menaiki kereta api relasi Garut - Cisurupan. Sebelumnya tidak ada kereta api untuk ke Cisurupan sehingga moda transportasi utama yang digunakan ke Cisurupan adalah mobil, sehingga pada zaman itu setiap hotel memiliki fasilitas sewa mobil. Sebagai daerah parawisata tentunya Cisurupan memiliki banyak fasilitas pendukung wisatawan, salah satunya villa dan hotel.

Di Cisurupan pada saat itu terdapat hotel pegunungan yang sangat indah, hotel tersebut dikenal dengan sebutan Hotel Tjisoeroepan. Hotel tersebut memiliki halaman yang luas, memiliki 2 jalan besar untuk keluar -masuk mobil yang dipenuhi oleh bunga bougenville berwarna ungu. Hotel Tjisoeroepan juga memiliki gerbang masuk yang sangat indah, gerbang masuk tersebut dipenuhi oleh tumbuhan yang menjalar sehingga dari kejauhan gerbang hotel tersebut sudah menarik perhatian karena terllihat sangat mencolok penuh warna.

 

 

 

Sumber : De Locomotief 29-08-1935


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka