Beranda Daftar Nama Pahlawan yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI
ADVERTISEMENT

Daftar Nama Pahlawan yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI

18 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Daftar Nama Pahlawan yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI. (Source: Instagram/@univ_teknologinusantara)

Peristiwa G30S PKI (Gerakan 30 September 1965) merupakan salah satu bab kelam dalam sejarah Indonesia yang menewaskan beberapa pahlawan, sebagai tokoh penting. 

Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, beberapa perwira tinggi TNI Angkatan Darat diculik dan dibunuh oleh sekelompok yang tergabung dalam gerakan tersebut. Tragedi ini kemudian menjadi titik tolak perubahan politik besar di Indonesia, serta diabadikan melalui penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi kepada sejumlah korban yang gugur.

Para perwira yang tewas tersebut kemudian dihormati sebagai simbol pengorbanan dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ideologi Pancasila. Berikut merupakan daftar nama yang telah tercatat sebagai pahlawan yang gugur dalam peristiwa G30S PKI, lengkap dengan latar belakang dan proses penangkapan/pembunuhan mereka.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Tolak Beras Belanda Tahun 1945

Daftar Nama Pahlawan yang Gugur dan Kisah Singkatnya

1. Jend. TNI (Anumerta) Ahmad Yani

Ahmad Yani lahir 19 Juni 1922 dan menjabat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat (Kepala Staf) sebelum peristiwa G30S. Pada malam 30 September 1965, Jend. Ahmad Yani diculik dari rumahnya dan kemudian ditembak. Jenazahnya ditemukan terkubur di sumur tua di Lubang Buaya bersama beberapa perwira lainnya. 

2. Mayor Jend. TNI (Anumerta) Raden Soeprapto

Raden Soeprapto (atau Suprapto) lahir 20 Juni 1920 di Purwokerto. Ia diculik dalam peristiwa G30S dan kemudian gugur bersama korban lainnya. Ia juga termasuk di antara perwira tinggi yang tewas dan kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi. 

3. Mayor Jend. TNI (Anumerta) Mas Tirtodarmo Haryono

Mas Tirtodarmo Haryono merupakan seorang pahlawan yang lahir pada 20 Januari 1924 tepatnya di Surabaya. Ia menjabat sebagai Deputi III Menteri/Panglima AD (Perencanaan dan Pembinaan). Pada masa G30S, ia diculik dan kemudian dibunuh. Jenazahnya juga dimasukkan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya. 

4. Mayor Jend. Siswondo Parman

Siswondo Parman, sering disebut S. Parman, lahir 4 Agustus 1918 di Wonosobo. Ia dikenal sebagai perwira intelijen TNI AD, dan aktif melawan ide pembentukan “Angkatan Kelima” yang diusulkan PKI. Pada malam G30S, Parman diculik dan kemudian dibunuh, dan jenazahnya digelandang ke Lubang Buaya. 

Baca Juga: Sejarah Perang Bubat: Majapahit dan Sunda yang Penuh Tragedi

5. Brigadir Jend. Donald Isaac Panjaitan

Donald Isaac Panjaitan (D. I. Panjaitan) lahir 9 Juni 1925 di Balige, Sumatera Utara. Dalam struktur militer, ia menjabat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik. Dia ikut menjadi korban penculikan G30S dan dibunuh. 

6. Brigadir Sutoyo Siswomiharjo

Lahir pada 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah. Sutoyo Siswomiharjo menjabat sebagai Inspektur Kehakiman TNI AD (Oditur Jenderal Angkatan Darat). Dalam peristiwa G30S, Sutoyo juga diculik dan dibunuh, kemudian jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya. 

7. Letnan Satu Pierre Tendean

Pierre Andreas Tendean lahir 21 Februari 1939. Ia bertugas sebagai ajudan Jenderal Nasution. Ketika kelompok penculik G30S mendatangi rumah Nasution, Pierre disangka Nasution dan ikut diculik. Ia kemudian dibunuh dan jasadnya dibuang ke Lubang Buaya bersama perwira lainnya. 

Proses Penculikan dan Penangkapannya

Pada malam tanggal 30 September 1965, pasukan penculik dari organisasi G30S memasuki kediaman para perwira secara mendadak (termasuk kediaman Jenderal Nasution). Mereka membunyikan operasi penculikan di tengah malam. 

Para perwira kemudian dibawa secara paksa ke Lubang Buaya, sebuah area hutan karet di Jakarta Timur, di mana mereka dieksekusi (umumnya ditembak) dan di kuburkan dalam sumur tua. 

Jenazah para korban kemudian dievakuasi dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta. 

Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden tahun 1965 menganugerahkan gelar Pahlawan Revolusi kepada para perwira ini sebagai bentuk penghormatan atas pengorbanan mereka.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.