Emansipasi Perempuan lewat Merokok
Seringkali ketika melihat seorang perempuan yang merokok itu adalah bentuk dari emansipasi atau sebuah kedudukan sosial perempuan dengan laki-laki. Namun sebenernya bagaimana fakta dibalik itu?
Pernah kah kamu melihat perempuan yang merokok di lingkungan sekitar dan mulai menormalisasikan hal tersebut ketika sedang dimana saja? Pastinya di beberapa lingkungan kerap melihat perempuan yang merokok, tidak hanya kaum laki-laki saja.
Pada saat itu sekitar abad ke-17, siapa saja perempuan yang merokok itu merupakan Pelacur dan Germo. Hal ini diterangkan pada jurnal yang terbit tahun 2000 an di Tobacco Control. Yang mana di jurnal tersebut dijelaskan bahwa rokok selalu dikaitkan dengan laki-laki.
Namun seiring berjalannya waktu, merokok kerap dijadikan sebagai simbol untuk emansipasi perempuan. Yang mana ini dianggap sebagai bentuk dari pemberontakan terhadap sikap patriarki.
Namun, sebetulnya saat itu sistem emansipasi perempuan lewat merokok ini tidak lahir secara organik, tetapi sebuah teknik komersial perushaan rokok atau tembakau untuk memanipulasi.
Pada ceritanya, abad ke-20 perempuan sedang pada posisi yang menuntut hak sama dengan laki-laki. Di abad ini perempuan dituntut untuk bekerja, dan perempuan waktu itu menuntut hak pilih pemilu dan adanya kebebasan pribadi.
Nah pada saat ini lah rokok hadir sebagai bentuk citra dari perempuan untuk simbol kebebasan. Hal ini disalahgunakan oleh industri tembakau, karena mereka memanfaatkan kesempatan ini dengan menjadikan hal itu sebagai strategi pemasaran yang nantinya akan berjalan secara efektif.
Ada banyak seklai negara yang memang menganggap perempuan merokok itu dikaitkan dengan hal yang tidak baik (negatif). Namun disamping itu, industri rokok tidak terus kehilangan akalnya. Memanfaatkan waktu tersebut untuk menaikkan keuntungan mereka.
Akhirnya mereka menaikkan dan menargetkan penjualan rokok untuk perempuan pada tahun 1920an sampai 1930an. Kejadiaain ini cukup chaos dengan dibarengi perubahan besar pada Eropa dan Amerika Serikat akibat dari perang dunia I dan II.
Kesempatan pad waktu itu lah industri rokok mulai menyebutkan kalau rokok bukan lagi hak yang di dominasi oleh laki-laki, namun seorang perempuan pun menjadj hal yang dianggap sebagai kebebasan dan kesetaraan.
Akhirnya ada sosok bernama Edward Bernays yang menjungkirbalikkan stigma perempuan sebagai bentuk emansipasi wanita. Edward Bernays dalam kampanye nyan Torches of Freedom.
Ia menyetir persepsi masyarakat terhadap perempuan yang merokok lewat sebuah acara Parade di New York terkenal dengan setiap tahunnya. Acara itu semacam walk atau berjalan-jalan dengan busana mewah.
Baca juga: Cantiknya! Dua Spesias Siput Baru Ditemukan di Laut Sulawesi Utara
Edward memanfaatkan acara tersbeut dengan merekrut perempuan untuk tampil di acara besar tersebut sambil melakukan kampanye rokok. Sampai terbit menjadi berita besar di New York dengan Headline "Sekelompok Gadis Merokok sebagai Simbol Kebebasan”.
Dari sana lah masyarakat melihat bahwa merokok sudah jadi bagian dari gerakan perempuan dalam emansipasi nya untuk kesetaraan dengan laki-laki lewat kebebasan modern. Yang dilakukan olehnya berhasil menaikkan industri tembakau dan mengubah perilaku dari masyarakat Amerika Serikat pada saat itu. Kemudian, hal ini pun sampai tersebar sampai belahan dunia.
Memang perbuatan tersebut bisa dijadikan sebagai bentuk dari kesetaraan sosial antara laki-laki dengan perempuan. Namun itu tidak akan menguntungkan perempuan karena akan mencederai kesehatan pada seorang wanita. Apalagi wanita yang diberi kelebihan dalam menjalani proses kehamilan, melahirkan sampai dengan menyusui.
Hal ini justru menyadarkan terjadinya jebakan yang dilakukan tanpa sadar oleh industri tembakau saat itu sehingga perempuan menjadi terdorong dalam stigma tersebut. Membuat dan mengambil keputusan berdasarkan komersial yang ada pada suatu industri perusahaan jangan sampai terlena dan tertangkap demi naiknya usaha industri mereka tanpa memikirkan panjang kedepannya pada hak diri kita sendiri.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.