Fatat Garut, Novel Abad 20 yang Berlatar Garut


[Fatat Garut atau Gadis Garut]

Fatat Garut atau diterjemahkan menjadi Gadis Garut adalah sebuah novel romansa yang ditulis pada abad ke-20. Novel ini ditulis Oleh Sayid Ahmad Abdullah Assegaf yang merupakan seorang sastrawan dan juga ulama yang berasal dari negara Yaman. Novel Fatat Garut ini ditulis ketika ia sedang berkunjung ke Indonesia dan melihat Indonesia di masa penjajahan Belanda.

Novel yang terdiri dari 270 halaman dan menceritakan kisah wanita sunda yang tinggal di Garut bernama Neng. Neng adalah seorang perempuan yang cantik dan cerdas dan memiliki jiwa patriot yang jatuh cinta kepada seorang pemuda berasal dari jazirah Arab yang bernama Abdullah. Latar tempat yang diambil dari novel ini adalah Kota Garut, bahkan di bagian awal novel ini diceritakan keindahan Garut pada masa itu, bahkan penulis menuliskan rasa syukurnya adalah keindahan kota Garut yang diciptakan oleh allah swt. 

Terdapat satu bagian yang didedikasikan untuk menceritakan keindahan Garut yang luar biasa, bahkan penulisnya memberikan banyak pujian terhadap keindahan kota Garut, salah satu pujian yang ditulis dalam bukunya adalah " jika pulau Jawa diumpamakan seikat cincin zamrud, maka Garut adalah pusat dari cincin tersebut, seperti permata yang tidak ada tandingannya". Beberapa daerah Garut seperti Rancabango, Rancanasar, Tarogong , dan Kota Garut itu sendiri disebutkan di dalam cerita tersebut.

Penulis mendeskripsikan Garut sebagai daerah pariwisata yang memiiki banyak tempat rerekasi, banyak dibangun hotel-hotel dan villa-villa megah yang siap digunakan oleh para pelancong, rumah-rumah makan yang menyediakan hidangan lengkap dan semua hal di Garut terasa seperti menyenangkan. 

Udaranya yang sejuk membuat penulis menggambarkan Kota Garut sebagai tempat yang nyaman dijadikan sebagai tempat tinggal, oleh karena itulah banyak penduduk Eropa yang menetap di Garut pada masa itu. Selain itu, novel ini juga menggambarkan keadan sosial Garut di abad 20, dimana banyaknya praktik nikah paksa yang memaksa gadis-gadis Garut untuk menikah dengan lelaki yang berasal dari Eropa.  

Garut memiliki banyak pesona, bahkan penulis asal negeri Yaman ini terpesona dengan keindahan Garut dan mengabadikannya ke dalam sebuah karya sastra yang karyanya dapat dinikmati hingga saat ini.

 

 

Sumber : Berbagai sumber


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka