Jejak Sejarah Gunung Cikuray Yang Menjadi Kabuyutan Jawara Padjadjaran


Cikuray adalah gunung berbentuk stratovolcano dengan ketinggian 2.818 mdpl yang teretak di tengah-tengah Kabupaten Garut dan termasuk ke dalam beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Bayongbong, Cikajang dan Dayeuhmanggung. Cikuray merupakan gunung tertinggi ke-4 di Jawa Barat setelah Gunung Ciremai, Pangrango dan Gede.

Gunung Cikuray memiliki kawah yang sudah tidak aktif dan juga termasuk ke dalam letak kompleks Vulkanik Segitiga Jawa Barat atau yang disebut dengan kelompok gunung berapi Pliosen hingga Kuarter.

Bentuk unik Gunung Cikuray telah mengispirasi para cendikiawan Kerajaan Padjadjaran sekitar abad ke-15 untuk mendirikan kabuyutan. Salah satunya di kenal luas dengan sebutan Kabuyutan Ciburuy yang berlokasi di lereng Gunung Cikuray, Desa Pamalayan, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.

Kabuyutan ini dikenal sebagai tempat para cendekiawan Padjadjaran mengembangkan aneka ilmu pengetahuan dan menurunkannya kepada generasi berikutnya. Kini, Kabuyutan Ciburuy telah berubah menjadi Cagar Budaya tempat menyimpan berbagai naskah kuno pada masa Kerajaan Padjadjaran.

Pada salah satu naskah kunonya tertulis bahwa Gunung Cikuray disebut juga sebagai Gunung Srimanganti atau Srimanganten, tempat pertapaan dan menulis, salah satunya dilakukan oleh Kai Raga. C.M. Pleyte meyakini bahwa tokoh ini yang mewariskan naskah-naskah kuno tersebut.

Konon, Prabu Kian Santang juga pernah menjadikan kabuyutan ini sebagai arena pertarungan dengan para jawara yang ada di seantero Pulau Jawa. Dalam Naskah kuno juga disebutkan bahwa dahulu Gunung Cikuray merupakan gerbang menuju Kerajaan Pajajaran. Dan pada abad ke-17 lereng gunung cikuray mejadi tempat pemukiman para pendeta dan menjadi pusat pembelajaran berbagai macam ilmu.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka