Kisah Eliza Ruhamah Scidmore sang Penulis Amerika yang Mendaki Gunung Papandayan di Abad 19 Bagian II


Puncak Gunung Papandayan pada abad-19 masih berupa hutan purba yang begitu lebat dengan pohon-pohon merambat. Letusan pada tahun 1772 menciptakan kolam belerang dan di sana Scidmore bertemu para penambang batu belerang. Di dekat kolam belerang Scidmore menceritakan bahwa suhu di sana sangatlah panas, bahkan sepatu yang dikenakan Scidmore tidak bisa menahan uap panas yang dihasilkan oleh kolam belerang tersebut. Scidmore yang juga merupakan ahli geografi sangat paham betul terhadap bahaya dan resiko jika tetap berdiam diri di dekat kolam belerang karena di sana mengandung gas karbon dan hidrogen sulfur yang dapat membahayakan manusia.

Namun, Kuli Djoelis tentu saja tidak bisa terus mengantarkan para wisatawan hingga ke Puncak Gunung Papandayan karena medan yang dilalui semakin sempit dan curam sehingga besar resikonya jika para wisatawan ini pergi ke puncak dengan menggunakan jasa Kuli Djoelis. Kuli Djoelis akan menunjukkan jalan ke puncak gunung yang melewati hutan bambu dan semak-semak belukar. Setelah melalui medan yang cukup menantang Scidmore dan para rombongan lainnya sampai di Puncak Gunung Papandayan. Di puncak gunung Scidmore bisa melihat Laut Jawa dan Samudera Hindia, selain itu Scidmore juga bisa melihat perkebunan teh, kopi dan kina yang berada di kaki gunung.

Setelah puas dengan pemandangan di atas gunung Scidmore bersama rombongannya turun dari puncak gunung dengan melalui jalur yang berbeda dengan jalur naik. Sesampainya di bawah Scidmore dan rombongan di sambut oleh Kepala Desa Cisurupan serta disambut oleh pertunjukan gamelan. Setelah menyelesaikan pendakiannya Scidmore kembali ke Garut Kota ke Hotel Hork, Scidmore kembali ke hotel pada malam hari dan diperjalanan Scidmore ditemani oleh indahnya bulan sabit yang menerangi langit malam. Keesokan harinya Scidmore kembali melanjutkan perjalanannya ke Batavia melalui Bogor untuk kembali ke negara asalnya yakni Amerika Serikat.

 

 

 

 

Sumber : Eliza Ruhamah Scidmore - Java The Garden of the East


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka