Kisah Oktober Kelam : Tragedi Trewok 1995


Tahukah para waginet bahwa terdapat kejadian kelam yang menimpa perkeretaapian Indonesia, dimana kejadian ini menciptakan sebuah kebijakan dimana semua kereta yang melewati Stasiun Cipendeuy haruslah berhenti terlebih dahulu di sana, tanpa terkecuali. Tragedi Trewok ini terjadi pada 25 Oktober 1995.

Tragedi Trewok merupakan tragedi yang melibatkan KA Galuh dari Jakarta Pasar Senen (PSE) - Banjar (BJR) yang memiliki 6 rangkaian dan KA Kahuripan dengan tujuan Stasiun Bandung - Kediri yang memiliki 7 rangkaian gerbong. Pada awal keberangkatan kedua kereta itu tidak memiliki masalah dan layak untuk melanjutkan perjalanan.

Namun, sesampainya di Stasiun Cibatu KA Galuh mengalami kerusakan lokomotif. Kerusakan lokomotif ini dapat menyebabkan keterlambatan, sehingga untuk mengatasi hal itu PPKA Stasiun Cibatu memutuskan untuk menggabungkan KA Galuh dengan KA Kahuripan. Gerbong KA Galuh kemudian digabungkan dengan KA Kahuripan sehingga 2 lokomotif CC201 harus menarik 13 gerbong.

KA gabungan in kemudian berangkat dari Stasiun Cibatu pada 23.38 WIB, secara teknis penggabungan gerbong ini tidaklah salah. Namun, jalur yang harus dilalui KA gabungan ini dari Stasiun Cibatu merupakan jalur ekstrem dan menanjak. KA gabungan ini berhasil melewati jalur ekstrem tersebut dan sampai di Stasisun Cipendeuy.

Namun, KA gabungan rangkaian panjang ini tidak berhenti di Stasiun Cipendeuy karena pada saat itu kebijakan untuk berhenti di Stasiun Cipendeuy sudah tidak diberlakukan dikarenakan ketika kebijakan berhenti di Stasiun Cipendeuy diberlakukan keadaan Stasiun Cipendeuy tidak kondusif dan penuh. Karena tidak berhenti di Stasiun Cipendeuy tidak diketahui apakah KA rangkaian panjang ini mengalami kerusakan.

Setelah melewati Stasiun Pendeuy kerusakan di KA rangkaian panjang ini mulai terlihat mulai dari trouble genset dimana kereta api mengeluarkan api dan lokomotif mulai melaju diluar batas wajar diatas batas kecepatan. Keadaan makin diperparah dengan semua lampung di gerbong mati sehingga kereta api ini dalam keadaan gelap gulita. Setelah melewati Stasiun Cipendeuy KA akan melewati jalur menurun, dari jalur inilah kereta mulai meluncur dengan kecepatan diluar batas wajar karena lokomotif mengalami gagal fungsi rem.

KA Kahuripan rangkaian panjang ini tergelincir dan anjlok keluar dari rel di Jembatan Trowek yang berada di Desa Dirgahayu, Kecamatan Ciawi. Kabupaten Tasikmalaya. Beberapa gerbong terguling dan menabrak tebing yang menyangga Jembatan Trowek dan terjatuh ke dalam jurang sedalam 10 meter. Kecelakaan kereta di Jembatan Trowek ini menyebabkan 14 penumpang kehilangan nyawanya dan 71 penumpang mengalami luka-luka.

Tragedi Trowek ini juga membatalkan perjalanan kereta yang melintas di jalur selatan seperti KA Cisadane ( Bandung - Madiun), kemudian 4 kereta lainnya seperti KA Badrasurya, KA Mutiara Selatan dan KA Turangga memutar lewat jalur Cikampek-Kroya. Akibat tragedi ini Stasiun Cipendeuy menjadi stasiun ikonik dimana seluruh kereta harus berhenti tanpa terkecuali.

 

Sumber : mugenid


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka