Kisah R.A.A Soeria Kertalegawa, Pendiri Negara Pasundan


[Illustraion : @videosejarah on Instagram]

Masalah baru muncul ketika masa pendudukan Jepang, di mana Jepang memiliki rasa ketidakpercayaan terhadap para pembantu  raja sebagai pemangku kekuasaan. Karena memang pada masa pemerintahan Belanda pun para pembantu raja diperalat oleh Belanda untuk mengeksploitasi pribumi.

Jepang lebih mempercayai kaum nasionalis yang sejak awal memang menentang Belanda. Ketidakpercayaan Jepang sejalan dengan revolusi yang dilakukan oleh rakyat Jabar dan Banten yang menginginkan pemimpin dipilih oleh rakyat sebagaimana sistem demokrasi sebenarnya dijalankan.

Banyak sekali penurunan kekuasaan seperti Bupati dan perdana di daerah Tangerang, Cirebon dan daerah Jabar Banten lainnya. Kemudian gerakan revolusi ini tentang oleh Soeria Kertalegawa, seorang menak sunda mantan Bupati Garut.

Soeria Kertalegawa  menginginkan Jawa Barat dipimpin secara feodalis berdasarkan kesukuan sunda. Gerakan kontra revolusi Soeria Kertalegawa kemudian meledak ketika pengangkatan gubernur Jawa Barat pertama yaitu Raden mas Sutarjdo oleh  Ir. Soekarno yang ternyata bukan asli orang sunda.

Kemudian Soeria Kertalegawa lengkap membentuk Partai Rakyat Pasundan (PRP) dan kemudian bekerja sama dengan Belanda untuk kemudian membentuk Negara Pasundan.

Pada 4 Mei 1947, Soeria Kertalegawa memproklamasikan Negara Pasundan di alun-alun Bandung dan disaksikan oleh ribuan orang. Rakyat yang datang ke pertemuan tersebut diarahkn dari Ujungberung dan Kiaracondong. Dalam pidatonya, Soeria Kertalegawa mengangkat diirnya menjadi presiden dengan Perdana Menterinya Mr. R. Kustomo yang kemudian membentuk kabinet dan badan pekerja.

 

 

Sumber informasi : 

Maman Darmansyah, Garut Era Kepemimpinan Bupati R.A.A Soeria Kertalegawa (1915-1929), Jurnal Renaissance Vol. 3, No. 12, 2018

 

 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh Alya zihan nadira
  • 30, Aug 2024
Fakta-Fakta Menarik dari Kerajaan Tarumanegara