Legenda Situ Bagendit Bagian 1
Situ Bagendit adalah sebuah danau yang terletak di Desa Bagendit, Garut dan merupakan salah satu tujuan pariwisata populer yang ada di Garut. Danau ini terletak ditengah lingkungan alam yang berlatar pemandangan Gunung yang indah sehingga keindahannya menjadi daya tarik para wisatawan yang ingin berkunjung ke Situ Bagendit.
Selain tempat wisata, Situ Bagendit juga dikenal karena adanya sebuah legenda. Legenda Situ Bagendit begitu terkenal di seluruh Indonesia, bahkan Legenda Situ Bagendit dijadikan bahan bacaan dalam pelajaran Bahasa Sunda di sekolah dasar yang ada di Garut. Legenda Situ Bagendit menceritakan asal-mula Situ Bagandit. Situ yang berarti danau dan Bagendit diambil dari nama seorang saudagar yakni Nyi Endit.
Nyi Endit adalah seorang perempuan kaya raya yang ditakuti oleh warga di desa tersebut. Warga sangat takut kepada Nyi Endit karena dengan kekayaan yang dimilikinya Nyi Endit dapat melakukan apapun sesuka hatinya. Meskipun warga desa tersebut merasa takut terhadap Nyi Endit, para warga membutuhkan Nyi Endit karena hanya Nyi Endit yang bisa meminjamkan uang kepada para warga yang membutuhkan uang.
Tentu saja Nyi Endit memberikan uang tersebut dengan bunga yang sanga tinggi, sehingga warga yang meminjam uang ke Nyi Endit harus mengembalikan uangnya dengan jumlah berkali-kali lipat. Untuk menagih hutang kepada warga Nyi Endit menyuruh pegawainya, jika para warga telat membayar hutangnya maka Nyi Endit akan menyuruh pegawainya untuk memukul mereka yang telat membayar hutang.
Nyi Endit memiliki tanah garapan yang luas nan subur sehingga apabil waktu panen telah tiba Nyi Endit akan mendapatkan keuntungan yang berlimpah. Suatu hari desa dilanda panceklik sehingga para warga yang bermatapencaharian sebagai petani begitu kesulitan karena gagal panen yang melanda desa. Para masyarakat desa tersebut kelaparan dan kekurangan makanan, namun, berbeda dengan Nyi Endit. Di tengah kesulitan yang dialami oleh para warga Nyi Endit menggelar pesta besar-besaran dengan makanan yang melimpah.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.